blank
Imam Sukoco, S.Pd, guru SDN 2 Tempur.

Oleh : Imam Sukoco,S.Pd.SD

Dunia pendidikan mengalami perubahan sejak adanya pandemi Covid-19. Pembelajaran tatap muka antara guru dan murid diganti dengan pembelajaran secara daring. Implementasinya  pembelajaran   dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet.

Namujn pembelajaran daring ini bukannya tanpa masalah. Sebab  terkadang memunculkan masalah tersendiri bagi tenaga pengajar dan peserta didik yang tinggal di wilayah dengan keterbatasan jaringan internet. Sebab SD N 2 Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berada di kawah purba gunung Muria yang dikeliling tujuh  gunung,

blank
Para guru SDN 2 Tempur bersama sama membimbing siswa cara login ke sistem ANBK.

Di Desa ini hanya ada 1 operator selululer yaitu Tekomsel. Itupun sering mati. Bahkan dalam satu bulan terakhir ini trobel dan tidak memancarkan signyal.   Akibatnya hanya mengandalkan wfi yang mengandalkan pantulan sinyal  dari desa Guwo Kec Donorojo yang dipantulkan ke dukuh Kemiren Desa Tempur  dan diterima oleh repiter kecil yang dibuat oleh anak-anak muda dan baru disalurkan ke konsumen.

Namun ketika listrik mati,  dipastikan jaringan wfi juga ikut mati sehingga   guru berusaha mencari sinyal ke atas bukit Bejagan yang jaraknya dari sekolah 3 km dengan kondisi jalan terjal. Itulah perjuangan guru-guru SD Negeri 2 Tempur Harapannya kedepan desa Tempur  bisa diperhatikan dalam bidang telekomunikasi sehingga di era dogitalisai ini kami tidak ketinggalan dalam ikut serta mendidik putra-putra  bangsa.

Karena itu  ketika pada  tanggal 23 Agustus 2021 Pemerintah Kabupaten Jepara sudah memperbolehkan pembelajaran Tatap Muka Terbatas tentu disambut hangat oleh para guru, murid dan juga orang tua.

blank
.SD N 2 Tempur dalam pelaksanaan ANBK mandiri semi online…

Sebab selama ini kami memang sudah sangat merindukan suasana belajar mengajar  seperti sebelum adanya pandemik, meskipun kami harus menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunanan dan mengurangi mobilitas.

Disamping itu ada berbagai standard operation prosedur yang harus dilakukan berkaitan dengan PTM Terbatas ini mulai pengaturan jam  istriahat hingga jam pelajaran.

Namun tantangan kembali muncul ketika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  meluncurkan  program  Asesmen Nasional Berbasis Komputer ( ANBK). Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

blank
pARA guru SDN 2 Tempur bersama sama membimbing siswa cara login ke sistem ANBK.

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.

Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antar daerah, atau pun kesenjangan antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

blank
Para guru SDN 2 Tempur bersama sama membimbing siswa cara login ke sistem ANBK dalam pelaksanaan ANBK mandiri semi online…

Tantangan Tak Ringan

Mungkin  bagi Sekolah-sekolah yang berada dikota dan  jaringan internetnya lancer,  program ini dapat berjalan baik dan nyaris tanpa kendala. Namun bagi kami para guru yang berada di wilayah terpencil jauh dari internet dan ditambah lagi pengetahuan anak-anak dibidang IT yang sangat kurang, merupakan tantangan yang harus kami ikhtiarkan dengan sekuat tenaga

Bagaimana peran para guru dalam menyiapkan anak-anak khususnya siswa kelas 5 supaya proses pelaksanaan ANBK berjalan dengan baik ?. SD N 2 Tempur dengan Kepala Sekolah,  Supaat.S.pd serta guru yang terdiri dari Imam Sukoco.S.Pd, Sudiro.S.Pd, Sri Rahayu.S.Pd, Lina Maesaroh.S.Pd Fu’adatul Fitroh.S.Pd,  Ah Nur Rochim.S.PdI dan Haris Suroso.S.Pd bersama teknisi Sukanip berusaha untuk mempersiapkan ANBK dengan sebaik baiknya.

Adapun langah yang dilakukan antara lain koordinasi antara Kepala Sekolah sebagi penanggung jawab Bersama-sama dewan guru , orang tua wali dan tenaga kependidikan yang ada. Juga  menyiapkan sarana dan prasarana penunjang ANBK seperti  komputer server, laptop/PC, jaringan internet dll serta menunjuk proctor dan teknisi kegiatan ANBK. Hal lain yang penting adalah melakukan koordinasi intensif dengan Disdikpora Kabupaten Jepara.

Perjalanan yang lumayan panjang dan penuh perjuangan pun kami lakukan. Contohnya pada saat sinkronisasi para guru dan teknisi harus berjuang mencari sinyal internet yang memang merupakan tantangan tersulit yang kami hadapi. Tetapi Alhamdullilah , tahapan demi tahapan dapat  kami lalui dengan baik.

Bahkan pada saat kami dan siswa-siswi kelas 5 yang julahnya 12 siswa harus mencoba untuk latihan/simulasi ANBK pada tanggal 2 September 2021 dapat  terlaksana dengan baik. Semangat para siswa dan para bapak / ibu guru dalam membimbing anak-anak mengikuti ANBK perlu diberikan apresiasi.

Mungkin tulisan ini akan memberikan inspirasi, walaupun sangat jauh dari ibukota kabupaten dan merupakan SD yang berada dipinggiran bahkan ditengah hutan. Apabila seluruh warga sekolah bersinergi saling bantu membantu dan mempunyai semangat tinggi untuk menjadikan Pendidikan anak-anak di Indonesia semakin maju.

Kuncinya tantangan itu dihadapi bersama dengan semangat, optimisme dan kebersamaan semua warga sekolah. Maju Pendidikanku Jaya Indonesiaku.

Penulis adalah  guru pada SD N 2 Tempur