blank
Santunan di bulan Muharram 1443 H untuk berbagi kebahagiaan pada mereka. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Dalam rangka merayakan bulan Muharram 1443, Pemerintah Desa (Pemdes) Candi Kecamatan Selomerto bersama Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PR NU), PR Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat dan Banser NU setempat melaksanakan santunan untuk anak-anak yatim piatu.

Santunan yang digelar di Balai Desa Candi itu, dihadiri Kepala Desa Rochim, Ketua Pengurus Ranting NU Sumedi, ulama setempat K Kholil, mantan perangkat desa, tokoh masyarakat, unsur perempuan dan perwakilan pemuda.

Hadir pula dalam acara tersebut. Ormas Garda Muda, Ormas Persatuan Jaga Kali (Perjaka), Komunitas Gerakan Wanasaba Hebat (Genahe) Unsiq Jateng di Wonosobo dan mahasiswa Universitas Negeri (Untid) Magelang.

Kepala Desa Candi Rochim menyambut baik dan mengapresiasi gerakan santunan bagi anak yatim piatu di bulan Muharram ini. Acara serupa rencananya akan digelar setiap tahun dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, perempuan, pemuda dan ormas yang ada di desa.

“Ini acara yang sangat baik sekali. Kerjasama antara Pemerintah Desa dengan Ranting NU, Fatayat, Gerakan Pemuda Ansor dan Banser mampu menggerakan masyarakat untuk menjadi donatur kegiatan santunan bagi anak yatim piatu,” ujarnya.

Sumber Dana

blank
Sejumlah anak yatim piatu di Desa Candi Selomerto Wonosobo menerima santunan. Foto : SB/Muharno Zarka

Ketua Pengurus Ranting NU Desa Candi Sumedi mengatakan sumber dana acara bakti sosial santunan anak yatim piatu bersumber dari Pemerintah Desa Candi, donatur, partisipasi warga setempat dan tamu undangan yang hadir dalam acara santunan bulan Muharram.

“Bulan Muharram ini merupakan momen terbaik untuk berbagi dengan anak yatim piatu. Bulan ini merupakan hari raya bagi mereka. Jadi kami ingin ikut berbagi kebahagian. Santunan yang diberikan ini merupakan dana yang dikumpulkan dari berbagai pihak,” katanya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihal yang telah ikut berpartisipasi. Dirinya berharap bantuan semacam ini juga dapat dibiasakan setiap tahun. Apalagi, pihak desa, sangat mendukung program berbagi untuk para anak yatim.

Sementara itu, Kiai Kholil menyampaikan menyantuni anak yatim pada dasarnya adalah sebuah amalan dan akhlak yang sangat mulia di mata Allah SWT dan juga sesama manusia. Dengan melaksanakan amalan yang baik ini, maka seseorang akan menjadi manusia yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain.

“Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan, berbuat baik, mengurus dan mengasuh anak yatim sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang yang benar-benar menjalankan perintah ini,” jelasnya.

Muharno Zarka