blank
Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, A. Yuspahruddin (batik coklat) saat mengunjungi bimbingan kegiatan (garmen) Rutan Surakarta. Foto: Dok/ist

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Optimalkan program pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan), Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah melakukan terobosan dengan membangun industri garmen.

Salah satunya dilakukan di Rutan Kelas I Surakarta. Dengan menggandeng pihak ketiga, Rutan Kelas I Surakarta berhasil mewujudkan hal tersebut.

Istimewanya, pabrik garmen ini merupakan pabrik pertama di Jawa Tengah yang dibangun di dalam Lapas atau Rutan.

Kepala Rutan Kelas I Surakarta, Urip Dharma Yoga menyampaikan, bahwa target utamanya sudah jelas, yakni memberikan bekal keterampilan guna meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi WBP, sehingga menjadi manusia yang lebih baik dan produktif, hingga pada saatnya nanti kembali, bisa diterima dan berguna di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Urip, pembangunan pabrik ini tidak sekedarnya saja. CV Amura Pratama sebagai mitra kerja menetapkan standar yang tinggi dalam pembangunan pabrik tersebut.

“Ruang bimbingan kegiatan Rutan Surakarta direnovasi dan ditata ulang sesuai standar, kriteria, dan mekanisme kerja, layaknya sebuah pabrik pada umumnya. Yang pasti, semua dikelola secara profesional,” jelas Urip, Jumat (20/8/2021).

Hasilnya, sambung dia, semua sarana dan prasarana penunjang lengkap terpenuhi. Mulai dari instalasi listrik, kursi dan meja kerja, hingga puluhan mesin jahit. Semua dilakukan untuk menjadi mutu hasil produksi.

Dalam menentukan Sumber Daya Manusia (SDM) pun, Rutan Surakarta tidak main-main. “Ratusan WBP Rutan Surakarta lebih dulu diseleksi melalui Assement Risiko yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Kelas I Surakarta,” ungkapnya.

Untuk pembekalan skill dasar, Rutan Surakarta bekerja sama dengan Balai Diklat Industri Yogyakarta untuk memberikan pelatihan bersertifikasi kepada WBP yang telah diseleksi.

Dari pelatihan tersebut WBP memperoleh keterampilan dasar operasional garmen seperti pemotongan pola bahan, menjahit melalui mesin, serta pengetahuan mengenai tata kelola sebuah pabrik garmen.

Karena dikelola secara profesional, tidak mengherankan bila Pabrik Garmen Rutan Surakarta langsung kebanjiran pesanan. “Pada Agustus ini, mereka telah menerima pesanan berupa goodie bag sebanyak 3.900 pcs dari masyarakat,” kata Urip.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, A. Yuspahruddin mengatakan bahwa tujuan dari pembangunan pabrik garmen itu adalah mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pembinaan WBP.

“Untuk mengembalikan WBP ke jalan yang benar perlu dukungan penuh semua pihak, “tandas Yuspahruddin.

“Dibutuhkan andil dan perhatian besar masyarakat luar untuk memberikan support kepada WBP, sehingga ketika kembali ke masyarakat, mereka bisa berperan aktif dalam pembangunan, tidak mengulangi tindak pidana dan bisa hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab,” sambungnya.

Dikatakan bahwa kesuksesan ini mendapatkan atensi dan dukungan dari berbagai pihak. Pada prosesnya pembangunannya pabrik ini telah dikunjungi oleh Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, anggota Komisi III DPR RI, Eva Yuliana, Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB, Noviana Andriana dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, A Yuspahruddin.

Proyek pembinaan ini juga mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Hukum dan HAM RI, Yassona H Laoly, Ketua DPD RI, La Nyalla Mattaliti, dan Mantan Sekjen Kemenkumham selaku ketua Dewan Pembina Yayasan Peduli Pemasyarakatan, Hasanuddin Massaile.

Ning