SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Qur’an An-Nasimiyah, KH Hanief Ismail Lc dan Drs KH Anasom MHum, kembali dipercaya menjadi Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang Periode 2021-2026.
Keduanya dipilih oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kota Semarang, dalam Konferensi Cabang (Konfercab) NU, di Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah, Kalialang, Gunungpati, Semarang, Jumat (30/7/2021).
Rapat pleno pemilihan Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah dipimpin Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, Dr H Mohammad Mahsun dan Sekretaris KH Hudallah Ridlwan Naim, berjalan lancar, tertib dan tenang.
BACA JUGA: Covid di Kabupaten Magelang, Jumlah Konfirmasi Sembuh Sampai Hari Ini 18.068 Orang
Acara diawali pemilihan anggota Ahlul Halli wal-Aqdi (Ahwa), dalam Sidang Pleno, sebagaimana diatur dalam tata tertib sidang, yakni secara voting tertutup dengan menulis nama. Dalam pemilihan itu, terpilih lima orang anggota Ahwa yaitu KH Hanief Ismail Lc 17 suara, KH Chumaidi Thoha AlHafidz (16), Dr KH In’amuzzahidin MAg (9), KH Said Al-masyhad (9) dan KH Muhadi Noor (8).
”Untuk pemilihan Rais Syuriyah, biar Ahwa berembug siapa yang terbaik,” kata Mohammad Mahsun. Sebanyak lima orang anggota Ahwa itu, kemudian melakukan rapat di kediaman Kiai Said Al-Masyhad.
Tak lama berselang, Pengasuh Ponpes Roudlotus Saidiyyah, KH Said AlMasyhad mewakili Tim Ahwa mengumumkan, KH Hanief Ismail dinyatakan kembali dipercaya memimpin PCNU Kota Semarang, sebagai Rais Syuriyah Periode 2021-2026, ditandai dengan iringan Surat Al-Fatikhah.
BACA JUGA: Mahasiswa UIN Walisongo Jadi Badut Demi Hibur Pasien Covid-19
Dalam proses pemilihan calon Ketua Tanfdiziyah Periode 2021-2026, muncul tiga nama yaitu, KH Ali Mas’adi dari Kecamatan Genuk mendapat 5 suara, KH Almamnuhin Kholid (Gus Nuhin) Rais Syuriyah MWC Gunungpati 1 suara, dan Drs KH Anasom MHum (Petahana) meraih 11 suara.
Dalam pidatonya setelah terpilih, Kiai Hanief mengutip pidato Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, saat dibaiat menjadi kholifah pada tahun 11 H dalam bahasa Arab.
”Aku benar-benar dijadikan pemimpin kalian, padahal aku bukan orang terbaik dari kalian. Jika aku berlaku baik, maka tolonglah aku dan jika aku berlaku buruk maka luruskanlah aku,” katanya.
BACA JUGA: 55 Mahasiswa STIE Bank BPD Jateng Lolos Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 1
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dalam pidato upacara pembukaan mengaku bangga, bisa menjadi bagian dari NU. Hendi mengatakan, dia dan Sekretaris Daerah (Sekda) Ir H Izwar Aminudin, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kadarlusman atau Pilus, dan anggota DPRD Kota Semarang Joko Santoso, adalah anggota NU yang sudah mempunyai Kartu Tanda Anggota NU (Kartanu).
”Alhamdulillah, meskipun kami bukan dari pesantren, tapi bisa jadi bagian dari NU. Mari kita munculkan gelombang cinta untuk membangun NU yang lebih baik di Kota Semarang. Saya yang bukan lulusan pesantren saja menghormati dan mentakdzimi ulama, apalagi panjenengan semua,” tutur Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang.
Riyan