(SUARABARU.ID) – Marco Reus membuktikan dirinya sebagai pemain yang setia. Dia juga selalu berpikir realistis terkait kariernya.
Reus, kini 32 tahun, memilih menolak panggilan Timnas Jerman di Piala Eropa 2000 lalu karena ingin beristirahat dan menjaga kebugarannya.
Penyerang serbabisa ini juga setia bersama Borussia Dortmund.D ia enggan mengikuti banyak bintang yang meninggalkan Die Borussen.
Klub Bundesliga itu terkenal melahirkan banyak pesepak bola top. Pemain-pemain muda berhasil dipoles, lalu bersinar, kemudian dijual dengan harga selangit.
Yang terbaru adalah Jadon Sancho. Jadon dibeli murah dari Manchester City pada 2017, dan musim panas ini dilego ke Manchester United dengan 85 juta euro (sekitar Rp 1,4 triliun).
Dalam 10 tahun terakhir, Die Borussen melepas pemain-pemainnya, baik yang kontraknya habis, atau dijual dengan banderol tinggi.
Meski banyak pemain pergi, tidak begitu dengan Reus. Dia tak tergoda oleh tawaran menggiurkan dari klub lain.
Reus, yang merupakan jebolan akademi Dortmund, pernah berkelana ke Rott Weis Ahlen dan ke Borussia Moenchengladbach, sebelum Die Borussen membelinya kembali pada 2012.
Pemain kelahiran Dortmund ini pernah diminati Bayern Munich, Manchester United, dan Real Madrid. Namun, dia memilih bertahan di Signal Iduna Park.
Karier Rues sering diganggu cedera, dan yang terberat di pergelangan kaki.
‘’Saya besar di kota ini, dan tak pernah kepikiran untuk pergi,’’ ungkap Reus seperti dikutip Sky Sports.
Bagi dia, Dortmund lebih dari sekadar sepak bola. Ketika Kota Dortmund dihantam pandemi Covid-19 terparah pada Maret 2020, Marco ikut berkiprah dalam gerakan Help Your Hometown.
Reus menyumbang 500 ribu euro (Rp 8,9 miliar) dalam gerakan itu. Dia memang layak disebut legenda di Dortmund.
Mulai musim depan, rival Bayern Munich ini akan dilatih Marco Rose yang sebelumnya menukangi Moenchengladbach.
rr