SLAWI (SUARABARU.ID) – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tidak akan menjadikan Daya Tarik Wisata (DTW) Guci sebagai tempat isolasi terpusat untuk pasien Covid-19.
Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olah raga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal, Saidno melalui fasilitas whatsapp Senin, (12/7/2021).
“Pemda Kabupaten Tegal tidak akan menjadikan Daya Tarik Wisata Guci sebagai tempat isolasi,” singkat Saidno saat diminta tanggapannya terkait pemasangan spanduk oleh warga Desa Rembul dan pelaku usaha DTW Guci yang menolak DTW Guci untuk tempat isolasi terpusat pasien Covid-19.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Rembul Kecamatan Bojong dan para perwakilan pelaku usaha Obyek Wisata (OW) Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menolak tempat wisata tersebut dijadikan isolasi terpusat bagi pasien Covid-19.
Penolakan dilakukan dengan pemasangan beberapa spanduk dengan berbagai tulisan di area OW Guci, Minggu (12/7/2021).
Beberapa spanduk bertuliskan, Kami Masyarakat Rembul Pekandangan Menolak OW Guci Tempat Isoman, Kami Ingin Sehat Jangan Kirim Covid Di Tempat Kami, Nyong Butuh Mangan Ora Butuh Virus Covid Ente Waras ??!!…
Penolakan juga dilakukan melalui media sosial seperti ‘Tidak seterusnya kita diam, kita diinjak, kita berontak.’
Jika tidak mampu membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat kecil, Setidaknya Jangan mempersulit kami mencari sesuap nasi, ladang uang kau eksploitasi, wilayah mengalir sebagai penghasilan daerah lalu kami kau injak, tak peduli tanpa belas kasih.
Kami masyarakat Guci dan Pekandangan Menolak dengan Keras !!! Kawasan Guci Sebagai Tempat Isolasi Pasien Covid-19 tanpa Kompromi !
Salah satu pelaku usaha Mri (36) mengatakan, pihaknya selama ini selalu diianjikan bahwa OW Guci mau dibuka. “Dijanjikan wisata katanya mau dibuka tapi, buka tutup buka tutup aja,” ujar Mri.
Hal senada disampaikan oleh salah satu pemilik usaha wisata Irh (34). “Harapan saya sih semoga wisata guci segera dibuka lagi seperti biasa, biar kita bisa usaha lagi secepatnya jangan diundur-undur terus. Kami disini butuh makan dan butuh segalanya, tapi kalau ga bisa usaha gimana, sedangkan kami usahanya di wisata. Kami semua pada bingung,” ungkap Irh.
Nino Moebi