blank
Kelompok tani ternak Sumbersari, Ngablak, aktif mengupayakan biogas untuk mnadiri energi. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Kelompok tani ternak (KTT) sapi perah Sumber Sari, Dusun Kledokan, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang mengembangkan biogas sebagai sumber energi listrik. Upaya membut kandang mandiri energi tersebut di bawah bimbingan tim dari Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma).

Anggota Tim Unimma, DR Rochiyati Murniningsih SE MP, hari ini menginformasikan, program pengabdian kepada masyarakat (PkM) itu merupakan hibah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) yang dimenangkan oleh  dosen Unimma tahun ini dengan ketua DR Budi Waluyo ST MT (Prodi Teknik Otomotif), sebagai anggotanya dia (Rochiyati Murniningsih) dari Prodi Manajemen dan Bambang Pujiarto SKom MKom (Prodi Teknik Informatika).   Mitra sasarannya adalah Kelompok Tani Ternak (KTT) Sapi perah Sumber Sari, Dusun Kledokan, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. KTT Sumbersari memiliki anggota 20 orang dengan menggunakan kandang komunal.

Dijelaskan, hibah DRPM itu merupakan hibah tahunan yang dilaksanakan tahun ini. Kegiatan PkM itu bertujuan untuk mengembangkan biogas yang dihasilkan KTT Sumber Sari sebagai sumber energi listrik. Dengan tahapan  mengembangkan biogas sebagai sumber energi listrik dan penguatan pemahaman managemen anggota KTT Sumber Sari.

Hasil dari kegiatan itu diharapkan terpenuhinya seluruh kebutuhan energi listrik untuk kegiatan peternakan dan terbangunnya sistem managemen usaha KTT Sumber Sari yang lebih efektif dan efisien. “Manfaat yang diharapkan setelah kegiatan itu adalah meningkatnya kesejahteraan anggota KTT Sumber Sari secara keseluruhan,” katanya.

Selebihnya dijelaskan, PkM itu dilatarbelakangi  pentingnya upaya penyiapan SDM unggul, baik dari aspek sistem pendidikan formal, juga penyiapan generasi emas (unggul) sedini mungkin. Untuk penyiapan generasi emas yang jadi target Pemerintah Indonesia, salah satunya adalah perbaikan asupan makanan melalui konsumsi susu.  Apalagi dalam 10 tahun ke depan Indonesia menghadapi bonus demografi yaitu kondisi proporsi jumlah penduduk usia produktif terbesar dalam piramida penduduk Indonesia.

Kebutuhan Susu

Peningkatan jumlah penduduk disertai dengan peningkatan permintaan masyarakat akan bahan pangan termasuk di dalamnya produk susu dan olahannya. Itu akan menjadi momentum bagi para peternak untuk terus meningkatkan produksinya guna memenuhi kebutuhan susu nasional tanpa bergantung pada produk impor.

Lebih lagi, adanya pandemi Covid-19 ini menjadi momen penting peningkatan konsumsi produk olahan susu. Pandemi menuntut daya tahan tubuh yang kuat, dan produk susu merupakan salah satu produk potensial untuk kebutuhan daya tahan ini. Oleh karenanya, kondisi pandemi ini mestinya ditangkap oleh koperasi ternak susu untuk menggerakkan anggotanya dalam memperluas pasar dan meningkatkan kualitas untuk daya saing produk susu.

Sementara itu DR Budi Waluyo STMT menyatakan bahwa masalah produksi susu yang sampai saat ini belum terselesaikan, salah satunya adalah ketergantungan energi listrik untuk mengoperasikan peralatan produksi seperti mesin pemeras susu, pompa air dan mesin pemotong rumput. Beban biaya listrik untuk sektor usaha peternakan yang mahal, mengganggu kelancaran usaha. Sementara saat ini pemanfaatan biogas di Indonesia masih sangat terbatas untuk kebutuhan rumah tangga, khususnya sebagai bahan bakar kompor.

Dosen Unimma ini mengidentifikasi  pengembangan LPG yang selama ini hanya sebagai bahan bakar motor bensin akan bisa dikembangkan dalam kegiatan peternakan.  Pemanfaatan biogas selama ini masih sebatas konvensional seperti pengolahan pakan ternak, penerangan area kendang, dan pengolahan hasil ternak.

Termasuk KTT Sumber Sari yang memiliki bio-digester dengan kapasitas 40 m2 selama ini pemanfaatannya masih terbatas hanya untuk kebutuhan memasak (kompor biogas) saja. Sebuah pengatur tekanan (pressure regulator) biogas ditempatkan setelah percabangan untuk mengontrol kesetabilan tekanan kerja biogas yang disalurkan ke genset. Sebuah filter biogas juga ditempatkan sebelum pengatur tekanan (pressure regulator) untuk meminimalisasikan zat pengotor (sulfur oksida , uap air, dan amonia) yang mengganggu proses pembakaran dan perusakan komponen mesin akibat korosi.

Biaya Produksi

Selama ini salah satu biaya produksi yang tinggi di KTT Sumber Sari adalah ketergantungan peralatan dan sarana kegiatan ternak pada sumber energi listrik.
Kebutuhan energi listrik harian untuk menjalankan kegiatan peternakan di KTT Sumber Sari sebesar 19,2 kWh, sehingga kebutuhan listrik selama satu bulan adalah sebesar 576 kWh. Dengan asumsi tarif dasar listrik Rp 1380, maka biaya listrik bulanan untuk kegiatan peternakan KTT Sumber Sari sebesar Rp 794.880 per bulan.

Sementara KTT Sumber Sari memiliki biodigester dengan kapasitas 40 m2, dengan potensi energi listrik tiap 1 m2 adalah 1,25 kWh, sehingga potensi biogas KTT Sumber Sari sebesar 50 kWh per hari. Oleh karenanya, tujuan PkM untuk kandang mandiri energi
dirumuskan untuk menjawab tantangan  kemandirian energi   yang selama ini digaungkan Pemerintah.

Disebutkan, pengembangan biogas itu sudah diinisiasi kelompok PkM bulan Juni kemarin, dan saat ini dilakukan uji coba. “Hasil uji coba awal  sangat potensial untuk terus dikembangkan,” jelasnya.

Ketua Asosiasi Petani Ternak Susu, Suhud, mengapresiasi program PkM dosen Unimma itu. Apalagi potensi Kecamatan Ngablak yang telah ditetapkan untuk pengembangan klaster sapi perah terintegrasi dengan pertanian holtikultura yang diinisaiasi oleh Bank Indonesia mulai tahun 2015. Menurut Suhud, Kecamatan Ngablak dipilih menjadi lokasi pengembangan klaster, karena memiliki potensi peternakan sapi perah dengan populasi sebanyak 204 ekor, laktasi 67 ekor, dengan produksi susu sebanyak 650 liter/hari dan sapi potong sebanyak 289 ekor.

“Maka, kegiatan PkM dengan tujuan kandang mandiri energi ini menjadi praktik baik yang terus akan dikembangkan untuk pengembangan KTT lain di Kecamataan Ngablak,”   katanya.

Sisi lain, penguatan manajemen produksi susu yang dilakukan sebagai bagian Pk Mini juga diapresiasi oleh Ketua KTT Sumber Sari, Nur. Dia nilai sangat  membantu petani untuk menemukan  dan mengenali masalah serta menentukan solusi dari masalah manajemen produksi susu sapi. Forum itu menggugah kesadaran petani bahwa bangkitnya koperasi susu berperan penting pada  penguatan ekonomi rakyat.

Eko Priyono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini