blank
Prestasi anak-anak SMPI Masehi 1 di olahraga taekwondo, pencak silat, dan wushu. Foto: Dok

Antusiasme Orang Tua

Berkunjung ke rumah siswa, menjadi hal yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah. Sekolah, kata Yohanes, juga melakukan pendampingan di rumah. Bertemu orang tua, membicarakan perkembangan studi anak.

Maka, sebelum memutuskan program ini, pihak sekolah memang mengajak bicara para orang tua. Kepada para orang tua, disampaikan bahwa kini anak-anak harus mengembangkan ekonomi kreatif dan entrepreneurship.

Bekal entrepreneurship ini akan menjadikan peserta didik terampil membuat beragam produk, misalnya kuliner, craft (kerajinan), serta produk kreatif lainnya yang nantinya dipasarkan melalui sistem online.

Dan, ternyata para orang tua menyambut baik gagasan ini, dan sangat mendukung. “Dengan pola baru ini, anak-anak disiapkan untuk menjadi youtuber, misalnya. Atau mereka nantinya akan menjalankan bisnis online, memasarkan karya-karya kreatif mereka,” tambah Yohanes.

Pendidikan keterampilan ini, menjadi kurikulum wajib bagi kelas VII SMP dan kelas X SMA. Kemudian ketika mereka naik kelas VIII, IX, serta XI dan XII, pendidikan ini menjadi pilihan ekstrakurikuler,” sambung Andreas Djumadi.

Sebagai catatan, SMP Masehi 1 PSAK dengan kepala sekolah Titi Polaningsih SPd punya prestasi di bidang olahraga jet kundo sebagai juara tingkat Kota Semarang dan Jateng. SMP Masehi 3 dengan kepala sekolah Debora Christianawati SPd fokus pada pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan.

blank
Kejuaraan olahraga basket dan dance diraih oleh tim SMA Masehi 1. Foto: Dok

Kemudian SMA Masehi 1 dengan kepala sekolah Agung Kurniadi SSi meraih kejauraan basket tingkat nasional, juga di bidang seni meraih kejuaraan dance. “Alumninya banyak diterima di berbagai perguruan tinggi negeri leat jalur SNMPTN,” tambah Andreas Djumadi.

Yang juga membanggakan, SMA Masehi 2 dengan kepala sekolah Nety Anthonetha Suatan SSi, berhasil menjadi juara takewondo Papua Open tingkat Nasional. Di bidang akademik, juara cerdas cermat agama Kota Semarang.

“Lulusannya juga sangat banyak yang diterima di PTN lewat jalur SNMPTN,” tambah Andreas.

Bangun Lab Rp 500 Juta

Menjawab pertanyaan mengenai berbagai hal yang disiapkan untuk melaksanakan program ini, Andreas Djumadi mengatakan, saat ini sedang dibangun empat laboratorium. “Untuk membangun laboratorium tersebut menelan biaya sekitar Rp 300 juta. Kemudian untuk mengisi perlengkapannya sekitar Rp 200 juta. Jadi, sekitar lima ratus jutaan kami siapkan untuk program ini,” tambahnya.

Tentu saja bukan hanya gedung laboratorium dan perlengkapannya saja yang disiapkan. Pihak sekolah bersama Edu Guide Global juga menyiapkan guru-guru yang kompeten, profesional, dan berintegritas.

Pihak Yayasan PSAK selaku pengampu sekolah-sekolah Masehi, tidak hanya sekadar mengantarkan anak-anak lulus sekolah. Tetapi, kini selain mengantarkan mereka lulus sekolah dengan hasil yang baik, juga memberikan bekal keterampilan yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan mereka.

Wied

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini