TEMANGGUNG (SUARABARU.ID)- Prosesi lamaran atau tunangan biasanya menghadirkan calon pengantin di hadapan keluarga kedua belah pihak. Tetapi, yang terjadi di Desa Lunge, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Kamis ( 17/6), tanpa kehadiran calon mempelai perempuan (Iit Wakidah) dan keluarganya.
Hal itu, dikarenakan calon mempelai perempuan dan keluarganya terpapar covid-19.
Sementara, keluarga calon mempelai laki-laki yang berasal dari Jember, Jawa Timur, sudah sampai di Yogyakarta. Sehingga tidak mungkin, acara tersebut dibatalkan.
Agar prosesi tunangan tersebut bisa dapat dijalankan, maka pihak Kelurahan Lunge langsung berkoordinasi dengan Kecamatan Temanggung. Akhirnya, diputuskan lamaran dan tunangan kedua calon pasangan pengantin tersebut dilaksanakan di Aula Balai Desa Lunge. Sementara, keluargan besar calon pengantin perempuan tidak bisa hadir secara langsung, meskipun tempat tinggalnya hanya berjarak sekitar 500 meter dari Balai Desa Lunge.
Selain itu, agar kedua belah pihak keluarga bisa bertemu meskipun secara daring. Pihak kelurahan setempat, selain menyediakan tempat aula, juga memfasilitasi dengan menyediakan sarana berupa laptop dan proyektor serta layar LCD. Dan prosesi tunangan tersebut dilakukan melalui zoom meeting.
Keluarga dari pihak calon mempelai laki-laki yang hadir pada acara tersebut juga tidak banyak, melainkan hanya lima orang termasuk calon mempelai laki-laki, Dwi Febrian Windiharja (25) dan didampingi kedua orangtuanya yakni Sudarta Siswodiharjo dan ibunya Wiwin Retnawati serta dua kerabat keluarganya.
Saat acara tukar cincin, sang calon pengantin putri hanya bisa menyaksikan melalui layar gawainya. Dan, cincin yang diserahkan oleh calon suaminya, secara simbolis diterima oleh perwakilan dari kerabat keluarga terdekat.
Meskipun tidak bisa bertemu secara langsung dengan calon istrinya, Dwi Febrian mengaku senang dan bersyukur, prosesi lamaran sekaligus tunangan bisa berjalan lancar.
“Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, acara yang awalnya hampir gagal ini akhirnya bisa terlaksana dengan baik,” katanya.
Ia menegaskan, acara tunangan yang dilakukannya tersebut akan menjadi kenangan yang tidak akan dilupakan sepanjang hidupnya.
Menurutnya, kabar dari keluarga calon istrinya yang terpapar covid-19 dan memaksa seluruh anggota keluarga besar Kabul Isrofi dan Solikhah ( orangtua calon mempelai putri.red), untuk menjalani isolasi mandiri sangat mendadak. Sementara, dirinya bersama dengan ayah dan ibunya sudah berada di Yogyakarta dan sudah dalam perjalanan menuju Temanggung.
“Kami mendapat informasi kalau calon istri saya terpapar covid-19 dan terpaksa harus menjalani isolasi mandiri pada Rabu (16/6). Sementara, keluarga dari Jember sudah perjalanana menuju Temanggung,” ujarnya.
Percontohan
Sementara itu, Camat Temanggung, Shofwan Syafii mengatakan, pihaknya mengetahui adanya sepasang calon suami-istri yang akan menggelar acara lamaran dan tunangan. Tetapi, calon mempelai wanita yang bernama Iit Wakidah dan keluarganya harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena terpapar covid-19.
“Semalam kami dapat kabar dari Puskesmas Darmo Rini Temanggung bahwa calon mempelai perempuan positif covid-19. Kemudian, kami berkoordinasi dengan Kades Lungge untuk mencari solusi agar proses lamaran tetap berjalan,” katanya.
Shofwan mengatakan, acara tunangan secara virtual tersebut merupakan prosesi tunangan yang pertama dilakukan di wilayah Kabupaten Temanggung dan berlangsung di tengah masa pandemi.
Ia berharap, prosesi semacam itu bisa menjadi percontohan di daerah lain, sehingga acara tetap bisa berlangsung, tetapi tetap mendepankan protokol kesehatan.
“Mungkin, acara tunangan secara virtual seperti ini bisa menjadi percontohan di daerah lain. Yang penting tidak mengurangi substansi dari acara ini,” katanya. Yon