blank
Bupati Kudus HM Hartopo. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Penularan Covid-19 di Kabupaten Kudus semakin mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu sehari, jumlah pasien positif baru menembus angka 152 orang dengan 11 pasien diantaranya meninggal dunia.

Tambahan kasus positif baru ini merupakan angka tertinggi sejak pandemi Covid-19 melanda. Seluruh rumah sakit rujukan yang ada di kota Kretek juga kewalahan melayani pasien yang dirawat.

Dengan adanya tambahan kasus baru ini, total sampai saat ini ada 704 kasus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, 243 diantaranya dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan dan 461 diantaranya menjalani isolasi mandiri.

Bupati Kudus HM Hartopo mengaku sangat prihatin dengan tingginya angka kasus Covid-19 yang saat ini terjadi. Menurutnya, lonjakan kasus ini muncul karena masyarakat abai terhadap protokol kesehatan terutama saat masa lebaran.

“Salah satu pemicunya adalah masyarakat yang lalai menaati protokol kesehatan saat lebaran lalu. Ada yang nekat mudik, kemudian bersilaturahmi dengan sanak saudara sementara protokol kesehatan tidak dilakukan,”kata Hartopo, Selasa (25/5).

Baca Juga: RS di Kudus Kehabisan Ruang Isolasi, Pasien Sampai Dirawat di Selasar

Menurut Hartopo, pemkab sudah berusaha mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus dengan menginstruksikan larang mudik, melakukan penertiban di pusat keramaian hingga  berbagai upaya lain.

Namun, kembali lagi minimnya kesadaran masyarakat menjadi faktor utama angka penularan di Kudus kembali melonjak tajam.

Atas kondisi ini, kata Hartopo, Satgas sudah melakukan langkah strategis diantaranya dengan menutup semua tempat-tempat potensi keramaian seperti obyek wisata, pusat PKL di Balai Jagong hingga pengetatan izin hajatan.

Meski kebijakan tersebut berdampak langsung pada ekonomi masyarakat, namun langkah tersebut terpaksa dilakukan demi kebaikan yang lebih luas.

“Saya juga sering mendapat keluhan PKL yang kesulitan membayar cicilan motor hingga kebutuhan hidup. Tapi, selama ini pusat PKL seperti di Balai Jagong seringkali hanya dimanfaatkan untuk nongkrong saja yang berpotensi menyebarkan Covid-19,”tandasnya.

Untuk tempat wisata, kata Hartopo, penutupan juga diberlakukan untuk obyek wisata religi. Menurut Hartopo, pihaknya sudah meminta agar bus-bus peziarah yang mendatangi makam Sunan Kudus dan Sunan muria diputar balik.

“Bahkan saya turun langsung ke lapangan untuk minta bus peziarah putar balik,”tukasnya.

Pihaknya juga terus mendorong masyarakat untuk waspada dan mematuhi protokol kesehatan dengan terus memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain.

Tm-Ab