blank
KH Atabik Hasan Makruf dari Banjarnegara menyampaikan pengajian Syawalan di Balai Desa Kawedusan, Kebumen.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Banjarnegara KH Atabik Hasan Makruf Lc MA menyatakan, meskipun Syawalan dan Halal bihalal tak ada di Arab, tradisi silaturahmi sesama muslim tersebut merupakan hal yang baik dan patut dilestarikan.

Kiai Atabik Hasan menyampaikan hal itu saat mengisi Pengajian Syawalan Idul Fitri 1442 H yang diadakan Pemerintah Desa Kawedusan dan Warga Desa Kawedusan, Kecamatan Kebumen, di Gedung Serba Guna, Sabtu (22/5). Acara dihadiri tokoh masyarakat H Makruf Widodo MPdI serta puluhan warga.

Menurut Kiai Atabik, di Tanah Arab bulan Syawal justru sempat disalaharitkan sebagai bulan yang buruk. Hal itu terjadi pada zaman Jahiliyah yang memaknai bulan Syawal jelek karena saat berpisahnya Unta jantan dan Unta betina. Akibatnya di masa itu Syawal tidak diperkenakan untuk pernikahan.

Nabi Muhammad, papar Kiai Atabik, diutus Allah untuk membawa kebenaran dan melawan kaum Jahiliyah. Dakwah Rasulullahmengajak orang beriman menuju Surga juga ditentang kaum Jahiliyah.“Orang Jahiliyah itu tidak bodoh, namun mereka tidak mau beriman kepada Allah sehingga tersesat,”imbuh ulama muda tersebut.

blank
Kades Kawedusan Kebumen Aristanto menyampaikan sambutan pada Syawalan Idul Fitri 1442 H.(Foto:SB/Komper Wardopo)

Kiai Atabik juga menjelaskan,  Rasululah mengajarkan, setelah umat Islam sebulan penuh berpuasa, menganjurkan umatnya menunikan Puasa sunah  enam hari di Bulan Syawal. Barang siapa menjalankan Puasa Ramadan sebulan penuh, ditambah enam hari di bulan Syawal , ibarat satu tahun penuh telah berpuasa.

Pada bagian lain, Kiai Ataik mengapresiasi tradi Syawalan dengan halalbihalal atau saling meminta maaf yang masih berlangsung dengan baik.  Mesk Syawalan dan halal bihalal tidak diajarkan di negeri Arab, tradisi khas di Jawa dan di Indonesia ini membawa nilai positif dan membangun silaturahmi, persatuan dan keutuhan  sesama umat Islam.

Menurut Kiai Atabik, Islam juga mengajarkan bagi siapa pun yang mengawali perbuatan baik maka akan memperoleh pahala hingga dia meninggal. Apalagi jika tradisi silaturahmi dan halal bihalal ini diteruskan, maka pahala itu akan terus mengalir sampai kapan pun.

Sebelumnya Kades Kawedusan Aristanto menyatakan, silaturahmi tersebut diadakan secara spontan. Tujuannya menjalin kerukunan dan tali silaturahmi dengan masyarakat. Utamanya dengan para mantan kades dan mantan perangkat  desa yang telah berjasa mengabdi bagi masyarakat Desa Kawedusan.

Menurut Aristanto, sesusai Surat Edaran Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, kegiatan mengumpulkan masyarakt secara terbatas diizinkan mulai 20 Mei 2021. Namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Hari itu panitia mengundang  90 orang warga, tokoh masyarakat, ulama, PKK serta mantan kades dan mantan perangkat desa dengan penerapan protolol kesehatan.

Acara diawali membaca Tahlil dipimpin KH Muhdi Ali dan ditutup doa oleh KH Masruri HS. Sedangkan Ketua BPB Desa Kawedusan Arif Dana Putra MSi menyampikan ikrar silaturahmi atas nama warga yang dijawab oleh sesepuh dan mantan Kades Kawedusan H Chumdlari.

Komper Wardopo