blank
Yulianto saat menceritakan dongeng kepada anak-anak di TBM Lurung Ceria. foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Momentum hari Pendidikan Nasional dipergunakan Taman Baca Mandiri (TBM) Lurung Ceria, Desa Telawah, Kecamatan Karangrayung, untuk memperdengarkan dongeng kepada anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi tersebut. Terlihat, TBM Lurung Ceria yang masih satu tempat dengan TPQ Al Ittihad ini dipenuhi anak-anak-anak pada Minggu (2/5/2021) sore.

Kegiatan tersebut juga mempergunakan protokol kesehatan. Anak-anak diminta menggunakan masker dan mencuci tangannya sebelum masuk ke lokasi acara.

Dalam kegiatan tersebut, hadir pendongeng kawakan dari Kabupaten Grobogan, Yulianto. Dengan menggendong boneka berbentuk monyet yang sedang digendong tuannya, Yulianto. Dalam dongeng bertema “Aku Ingat Allah” ini, Yulianto mengajak anak-anak untuk aktif dalam bertanya jawab usai mendengarkan cerita yang dibawakan Yulianto.

“Masih semangat ya, Adik-adik. Ayo kita dengarkan apa yang dikatakan Boneka Momo untuk kalian ya. Coba kalian dengarkan Momo bertanya kepada kalian,” jelas Yulianto, saat memperkenalkan Boneka Momo itu kepada anak-anak yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Boneka Momo, demikian Yulianto menamainya. Boneka ini dijadikan sarana bagi Yulianto untuk menyampaikan amanat dari dongeng yang diceritakannya kepada anak-anak. Bahkan, untuk mendekatkan diri kepada mereka, boneka tersebut juga boleh digendong oleh anak-anak yang berani.

Berkeliling

blank
Boneka momo ini menjadi sarana agar anak-anak tidak bosan saat mendengarkan cerita yang dibawakan Yulianto. foto : hana eswe.

Yulianto merupakan tokoh dongeng di Kabupaten Grobogan. Ia tinggal di Kecamatan Karangrayung. Sudah banyak taman baca mandiri yang diinisiasi oleh Yulianto. Salah satunya di TBM Lurung Ceria.

Meski berada di desa pelosok, Yulianto tak pernah menyerah untuk mendatangi anak-anak yang sudah terbiasa membaca buku di TBM tersebut. Dikatakan Yulianto, TBM Lurung Ceria ini tempatnya jadi satu dengan TPQ. Di momen bulan Ramadhan, TPQ ini menjadi tempat untuk anak-anak mengaji. Sebelum dan sesudah mengaji, mereka menyempatkan diri untuk membaca buku-buku yang disimpan rapi di sebuah ruang kecil di samping TPQ.

“Anak-anak biasanya sebelum sayaajak membaca buku bersama dengan buku-buku yang saya bawa, biasanya saya bacakan buku terlebih dahulu. Untuk dongeng dengan media boneka,” jelas Yulianto.

Sebelum Pandemi, Yulianto kerap berkeliling dari satu TBM ke TBM lain yang diinisiasinya. Buku dan boneka selalu turut dalam tasnya untuk memberikan kejutan kepada anak-anak. Hal itu ia lakukan agar mereka tidak bosan saat mendengarkan cerita atau membaca buku di TBM tersebut.

blank
Yulianto bersama boneka momo yang selalu digendongnya keliling Taman Baca. foto : hana eswe.

“Kalau biasanya saya ke daerah yang bisa dikatakan pelosok untuk bawa buku dan pakai media boneka untuk menarik perhatian anak-anak. Tapi selama pandemi, saya lebih sering berkeliling secara bergantian ke Taman Baca dan Rumah Baca yang saya inisiasi ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Yulianto merupakan tokoh literasi yang terus berjuang agar anak-anak di Kabupaten Grobogan suka membaca. Menurutnya, membaca adalah salah satu upaya agar anak-anak ke depan menjadi lebih baik dan berkualitas dalam menggapai cita-citanya.

“Banyak orang yang bisa dikatakan pintar ilmu pengetahuan itu karena prosesnya belajar. Dimana dalam belajar itu, mereka juga membaca. Saya ingin dan terus berharap di momentum Hari Pendidikan Nasional ini, kegiatan literasi semakin hari, semakin meningkat. Bisa dibayangkan, bagaimana jika semakin banyak orang-orang baik yang ikut ambil bagian dalam kegiatan baik seperti ini disetiap daerahnya. Terutama di daerah-daerah yang bisa dikata pelosok, jauh dari kota. Betapa luar biasanya,” tutup Yulianto.

Hana Eswe