SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sekum Pengprov Porserosi (sepatu roda) Jateng, Erlangga Ardianza mengatakan, adanya aturan baru dari World Skate (organisasi yang menaungi olah raga sepatu roda dunia), membuat pihaknya segera menyosialisasikannya pada pelatih dan atlet sepatu roda Jateng, yang disiapkan terjun di ajang PON XX/Papua, pada Oktober mendatang.
Pelaksanaan sosialisasi aturan baru itu dilakukan di sela-sela latihan yang diikuti 35 roller, dan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Latihan bersama itu digelar di track venue Gelora Jatidiri dan di Banjirkanal Barat, Semarang, Jumat-Minggu (2-4/4/2021).
”Kami menggelar simulasi penerapan aturan baru ini secara tertutup dan terbatas. Tertutup maksudnya tidak ada penonton, dan terbatas artinya hanya diikuti oleh atlet saja,” kata Erlangga dalam keterangannya di Semarang, Senin (5/4/2021).
BACA JUGA: Bidang Humas Menjadi Bagian Penting dalam Perkembangan Olahraga
Menurut Angga, panggilan akrabnya, latihan bersama sekaligus sosialisasi aturan terbaru world skate versi 2021 ini, bagi tim pelatih adalah sarana evaluasi atlet menjelang penetapan entry by name kontingen Jateng.
Beberapa aturan penting mata lomba di PON nanti, imbuhnya, misalnya di nomor 15 km Eliminasi, jika sebelumnya finish menyisakan lima atlet, maka saat ini finish hanya menyisakan tiga atlet saja.
Selain itu, perubahan aturan juga terjadi di nomor Point to Point Eliminasi 10.000 meter. Kalau sebelumnya bila tersisa 10 atlet tidak berlaku overlap, namun sekarang walaupun sudah tersisa 10 atlet, tetap berlaku overlap hingga tersisa lima atlet.
”Soal pencurian start juga diatur. Di nomor sprint 500 m dan 1.000 m, aturan pencurian start ditoleransi hanya sekali, dan diakumulasi sampai final,” imbuh Angga, yang juga pelatih pelatda mendampingi M Arif Rachman dan Ajeng Anindya Prasalita.
Diungkapkan pula, pada aturan sebelumnya, toleransi bisa dua kali kesalahan baru didiskualifikasi. Untuk nomor maraton PON, ukuran roda diizinkan maksimal 125 mm yang sebelumnya 110 mm.
Riyan