blank
Prosesi khataman Alquran 30 juz di Rumah Dinas Wakil Bupati Wonosobo. Foto: Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)— Khataman dan semaan Alquran 30 juz, digelar di Rumah Dinas Wakil Bupati Wonosobo, Sabtu (27/2/2021). Khataman dimulai pukul 07.00 WIB dan baru berakhir pukul 14.00 WIB.

Acara yang sama juga telah digelar di Rumah Dinas Bupati Wonosobo, Kamis (25/2/2021), atau sehari sebelum pelantikan Bupati dan Wakil Bupati.

Pembacaan Alquran 30 juz dilakukan tiga hafidz dan khafidzoh. Mereka adalah K Arif Romadhon Al Hafidz, K Slamet Choiri Muttaqin Al Hafidz dan Nyai Maryatul Kiptiyah Al Hafidzoh, yang juga Sekretaris PC Fatayat NU setempat.

BACA JUGA: Afif Nurhidayat Lapor ke Ketua RT 06 dan RW 15 Kampung Lingkungan Pendapa Bupati Wonosobo

blank
Sejumlah penyimak khataman berfoto bersama dengan Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo. Foto: Muharno Zarka

Masing-masing hafidz/hafidzoh membaca Alquran 10 juz, dalam waktu setengah hari. Sedangkan 15 santri Dr KH Muchotob Hamzah MM dari Kalibeber, Mojotengah, menyimak khataman.

Malam hari nanti di tempat yang sama, juga digelar mujahadah dan istighotzah. Mujahadah akan dilakukan ulama, tokoh kasepuhan dan pihak keluarga Wakil Bupati Wonosobo.

Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar mengatakan, akan menjadikan Pendapa Wakil Bupati menjadi rumah bersama bagi siapa pun. Warga diperkenankan untuk melakukan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan di tempat itu.

BACA JUGA: Bupati Wonosobo Ngajak Wartawan Sarapan Bareng

”Pada momen tertentu, seperti Hari Jadi, HUT Kemerdekaan RI atau hari-hari besar lainnya, Pendapa Bupati dan Wakil Bupati silakan dimanfaatkan untuk khataman, shalawatan dan mujahadah bersama,” ajaknya.

Pihaknya sengaja mengawali hari-hari pertama menjabat sebagai Wakil Bupati Wonosobo, dengan melakukan khataman dan mujahadah besama di rumah dinas.

Hal itu, menurut Gus Albar, demikian dia kerap disapa, sebagai ikhtiar untuk mendapatkan berkah dan dimudahkan dalam segala urusanya, ketika memimpin Wonosobo bersama Bupati Afif Nurhidayat.

”Wonosobo itu merupakan kota santri. Maka segala aktivitas pemerintahan dan kemasyarakatan, harus diwarnai dengan suasana spiritualitas,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD dan Ketua DPC PKB Wonosobo itu.

Muharno Zarka-Riyan