blank

blankSUATU kali, Djo Koplak mampir di sebuah minimarket. Djo Koplak memang tidak pernah belanja di minimarket itu, tetapi karena di situ ada ATM-nya, maka dia mampir. Tentu tidak hanya untuk mengambil uang, tetapi sekadar beli sesuatu biar tidak terkesan seakan cuma mau ke ATM.

Setelah mengambil uang di ATM, dia pun memilih beberapa barang di antaranya minuman dan biskuit, untuk teman perjalanan. Ya, karena Djo memang bawa mobil sendirian, jadi dagunya bisa bergoyang selama perjalanan karena ada biskuit yang dikunyahnya.

Setelah membayar di kasir, tanpa menghitung ulang Djo langsung memasukkan uang kembalian di saku. Yang dia lihat sepintas, dalam kembalian ada lembaran dua puluh ribuan, dan beberapa dua ribuan.

Saat hendak masuk mobil, Djo kaget, karena biasanya minimarket tidak ada tukang parkirnya, kok tiba-tiba muncul seseorang memakai rompi warna jingga. “Oh, nggak apa-apa. Tadi ada uang receh kembalian dari kasir,” batinnya.

Setelah menstart mesin mobil, Djo pun mulai melaju, dan tukang parker memberikan aba-aba. Selanjutnya, Djo mengambil uang yang ada di saku, diberikan pada tukang parker sambil bilang, “Matur nuwun Pak…”

Tiba-tiba Djo kaget, tukang parkir berseru, “Alhamdulillah”. Benar-benar kaget, karena tukang parkir itu seperti berteriak. Djo pun terus melaju, sambil tertawa. “Biasanya tukang parkir itu habis dikasih bilang matur nuwun, atau bilang hati-hati Pak. Lha ini kok berseru Alhamdulillah keras sekali,” batin Djo.

Sampai sebuah lampu merah ada pengamen angklung. Djo pun memasukkan tangannya ke saku, untuk mengambil uang. Lho, kok uangnya tinggal dua ribuan. Djo pun ngakak sendiri dalam mobil, “Pantesan tukang parkir teriak alhamdulillah. Lha yang kuberikan dua puluh ribuan.”

Ya, rezeki tukang pakir Djo. Makin perbanyaklah bersedekah….. hahahahaha.

Widiyartono R.