JAKARTA (SUARABARU.ID)– Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, bersama Polda Sulawesi Selatan, dan Polrestabes Makassar menangkap 15 terduga teroris. Dua orang diantaranya mati ditembak petugas.
“Saat dilakukan penangkapan kedua pelaku melakukan perlawanan dengan masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP (Pre Charge Peneumatic),” kata Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Merdisyam dalam keterangan tertulis, Rabu (6/1).
Kedua tersangka yang tewas, yakni Moh Rizaldy S alias MRS (46), dan Sanjai Ajis alias SA (23). Namun, Merdisyam tidak merinci identitas 13 terduga teroris lain yang ditangkap dalam operasi tersebut.
Belasan teroris itu ditangkap di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada pukul 06.00 WITA, Rabu (6/1). Teroris yang ditangkap berasal dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
“Mereka jaringan teror pendukung khilafah atau Islamiq State of Iraq and Suriah (ISIS),” ujar Merdisyam.
Dikatakan Merdisyam, MRS dan SA bersama ratusan jemaah lainnya menyatakan baiat kepada khilafah atau ISIS di Pondok Pesantren Aridho pimpinan Ustaz Basri pada 2015.
“Ustaz Basri telah meninggal dunia di Nusa Kambangan dalam kasus teror,” ungkap Merdisyam.
Selain itu, MRS dan SA juga melakukan kajian khusus pendukung daulah di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho. Kedua tersangka bersama keluarganya telah hijrah bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2016.
“Namun, dapat dibatalkan di Bandara Soetta (Soekarno Hatta, Tangerang, Banten),” ungkap Merdisyam, seperti dilansir suarabaru.id dari Siberindo.co.
MRS dan SA juga disebut terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Zolo, Filipina. Pelaku bom bunuh diri itu ialah kelompok jemaah di Villa Mutiara.
“Mulai Oktober 2020 kelompok Villa Mutiara secara rutin lakukan latihan menembak dan naik gunung (idad),” tandas Merdisyam.
Claudia SB