SUATU saat Djo Koplak harus mengikuti suatu acara yang mewajibkan seluruh pesertanya menjalani rapid test lebih dahulu. Maklum, suasana pandemi kayak begini, semuanya harus sesuai protokol kesehatan.
Lembaga tempat Djo bekerja pun memohon bantuan Tim Satgas Penanganan Covid-19 untuk memfasilitasi rapid test guna mengetahui apakah ada virus di dalam tubuh kita. Ada 30 peserta yang mendaftar, termasuk Djo Koplak.
Setelah semuanya menjalani proses rapid test, lalu petugas pun memprosesnya. Hasilnya tidak lama bisa diketahui, sekitar satu jam sudah disampaikan. Tetapi Djo Koplak mendadak bingung, kenapa dia dipanggil petugas untuk “dicubles” jarum lagi. “Tadi saya sudah lho Mbak,” katanya.
“Nggak Pak, hasilnya kurang sempurna sehingga harus diulang,” kata si Mbak petugas. Djo pun menurut.
Setengah jam kemudian hasilnya sudah Nampak. Djo Koplak dipanggil ke ruangan untuk diberi tahu oleh petugas, termasuk di dalamnya ada pimpinan tempat Djo bekerja.
“Bapak-bapak yang terhormat, mohon maaf, kami sudah menyelesaikan tugas rapid test ini. Dan, hasilnya seorang dinyatakan reaktif yaitu Pak Djo Koplak,” kata si Mbak petugas.
Lalu dijelaskan, meskipun reaktif, tetapi belum tentu terpapar covid-19. Karena tes ini hanya melihat antibodi seseorang. “Bila dites saat sedang flu pun bisa reaktif,” kata si Mbak.
Tiba-tiba Djo menyela, “Mbak apakah ini juga akibat saya tadi pagi berhubungan sama istri?”
Hening sejenak, semua seakan terpana. Tiba-tiba Pongkring nyeletuk, “Wah iya. Mesthi itu. Makanya tahu mau rapid test kok ya ndadak ngono barang.”
Semua yang ada di ruangan pun tertawa. Pongkring memang sekadar menggoda, karena sudah tahu bahwa virus corona itu hanya menyebar lewat droplet.
“Nggak ada pengaruhnya berhubungan sama istri, Pak Djo. Covid-19 tidak menular lewat hubungan seks. Yang penting jangan cemas, besok pagi ikuti swab test. Semoga tidak positif,” kata si Mbak.
Maka Djo pun esok paginya mengikuti tes swab. Ndilalah kok ya hasilnya lebih dari seminggu baru ada. Dan, ternyata negatif.
“Sudah Djo, teruske lagi sama bojomu. Biar positif, biar momong bayi lagi,” celoteh Pongkring.
Widiyartono R.