blank
Para personel SAR Wonogiri, ketika menggelar operasi laka air untuk tindakan pencarian penyelamatan korban tenggelam di Waduk Gajahmungkur.(Foto:SAR Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Selama Tahun 2020, Search And Rescue (SAR) Kabupaten Wonogiri telah melakukan setidak-tidaknya 12 kali operasi yang berkaitan dengan pertolongan pencarian dan penyelamatan. Juga aktif ikut menangani pandemi Covid-19 dengan membetuk Satgas Khusus (Satgasus).

Demikian dijelaskan Ketua SAR Kabupaten Wonogiri, H Agus Widodo SH, MH, melalui SAR Media Ashari Mursito Wisnu, berkaitan dengan agenda penutupan kegiatan pada akhir Tahun 2020. Operasi SAR identik dengan kegiatan kemanusiaan dan alam semesta. Ini sesuai dengan semboyan yang dimiliki, yakni Avignam Jagat Samagram  yang memiliki makna ”Semoga Selamat Alam Semesta,” atau ”Selamatlah Manusia di Seluruh Dunia.”

Sebanyak 12 kali operasi SAR tersebut, sembilan diantaranya didominasi pada penanganan kasus pertolongan, pencarian dan penyelamatan orang tenggelam dan hanyut pada kecelakaan (laka) di perairan. Berikut satu kali menggelar operasi SAR penanganan kasus kecelakaan (laka) di gunung, dan dua kali mengevakuasi orang kecemplung sumur.

blank
Untuk ikut aktif dalam penanganan Covid-19, SAR Wonogiri membentuk Satgasus. Yang personelnya turut serta dalam tugas pemakaman jenazah secara Prokes pencegahan wabah virus corona.

Potensi Perairan
Di Wonogiri, terhitung memiliki angka kasus laka air yang relatif banyak. Baik itu kasus orang tenggelam maupun hanyut. Ini berkaitan erat dengan kondisi geografis Wonogiri yang banyak memiliki potensi perairan waduk dan bendung (termasuk Waduk Gajahmungkur yang legendaris), berikut alur sungai dan kali.

Sebagaimana pernah diberitakan, di awal Bulan Desember 2020 lalu misalnya, Tim SAR Kabupaten Wonogiri menggelar operasi laka air untuk pencarian pemancing yang tenggelam di Waduk Gajahmungkur. Tepatnya di perairan Dusun Pagutan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Korban, Sardi (60), warga Desa Gupit, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, berhasil dievakuasi pada hari kedua pencarian.

Di awal Bulan Nopember 2020 lalu, operasi SAR laka air melakukan penanganan kasus orang terseret banjir sejauh 37,5 Kilometer di alur Kali Belik Gondang (anak Sungai Keduwang). Korban, Ny Harni (37), warga Dusun Gondanglegi, Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, berhasil ditemukan pada hari ketiga pencarian.

blank
Untuk meningkatkan ketrampilan para anggota, SAR Wonogiri mengadakan Diklat yang berkaitan dengan teknik penyelamatan dan pertolongan. Termasuk teknik vertical rescue dan water rescue.(Foto:SAR Wonogiri)

Satgasus Covid
Di luar operasi laka air, penanganan laka gunung dan mengevakuasi orang kecebur sumur, SAR Kabupaten Wonogiri juga aktif menurunkan Satgas Khusus (Satgasus) penanganan Corona Virus Disease (Covid)-19. Yang kegiatannya melakukan penyemprotan disinfektan, dan ikut melaksanakan pemakaman jenazah secara Protokol Kesehatan (Prokes) pencegahan wabah virus corona.

SAR Wonogiri melakukan gerakan 1.000 liter pembagian disinfektan gratis kepada masyarakat Wonogiri, dalam upaya pencegahan pandemi Covid-19. Bersamaan itu, juga melakukan bakti sosial (Baksos) membagi-bagikan bantuan sembako kepada warga terdampak Covid.

Kekurangan Alat
Memiliki jumlah personel sebanyak 278 orang, SAR Wonogiri memiliki fasilitas satu Markas Komando (Mako) induk di Kota Wonogiri, berikut 3 Posko SAR Unit di Kecamatan Baturetno, Pracimantoro dan di Kecamatan Tirtomoyo. Pada pelaksanaan Diklatsar Angkatan Ke 14 diikuti 18 orang. Di Tahun 2020, SAR Wonogiri melantik anggota tetap sebanyak 6 orang dan anggota kehormatan 2 orang.

blank
Tim SAR Wonogiri saat menggelar operasi laka air, melakukan pencarian dan mengevakuasi pemancing yang tewas tenggelam di periaran Waduk Gajahmungkur.(Foto:SAR Wonogiri)

Personel SAR Wonogiri senantiasa tampil di garda depan dalam penanganan bencana. Di musim penghujan ini, setidak-tidaknya telah melakukan penanganan 5 kali pada pohon tumbang, masing-masing dua kali bencana angin puting beliung dan banjir, serta 4 kali menangani bencana tanah longsor.

Para personel SAR memiliki jiwa pengabdian untuk kemanusiaan yang tinggi, meski belum didukung sarana dan prasarana (Sapras) yang memadai. SAR Wonogiri kekurangan peralatan, baik itu dalam kuantitas jumlahnya maupun kualitas modernisasi alat untuk menudukung operasi pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana.

Bambang Pur