blank
Kepala Dinas Kepemudaan , Olahraga dan Pariwisata Jawa  Tengah, Sinoeng Noegroho Rachmadi mengikuti rapid antigen, saat memantau pelaksanaan rapid tes antigen bagi calon wisatawan Candi Borobudur Sabtu ( 26/12).  Foto: Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID)- Sebanyak 84 dari 609 objek wisata  di tujuh kabupaten  di Provinsi Jawa Tengah memilih menutup sementara di masa liburan natal dan tahun baru (Nataru) ini.

Penutupan sementara  tersebut, dalam rangka mencegah kerumuman massa dan mengurangi penyebaran covid-19 di masa liburan akhir  dan awal tahun.

“Bahkan ada 44 objek wisata di dua kabupaten yakni 27 objek wisata di Purworejo dan 17 tempat wisata di Wonogiri tutup semuanya,” kata Kepala Dinas Kepemudaan , Olahraga dan Pariwisata Jawa  Tengah, Sinoeng Noegroho Rachmadi di sela-sela  pemantauan pelaksanan rapid antigen bagi calon wisatawan di Tourist Information Center (TIC) Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (26/12).

Baca juga Ibadah Natal Gereja di Semarang Barat Terapkan Protokol Kesehatan Ketat 

Sinoeng mengatakan,  selain di dua kabupaten tersebut, sebanyak   Sembilan tempat wisata  di Kabupaten Jepara, satu di  Kota Surakarta , 17 di  Kudus , tiga di Pemalang dan 10 di Kabupaten Rembang  juga melakukan hal yang sama.

Menurutnya, penutupan operasional tempat-tempat wisata tersebut merupakan keputusan dari para  pengelola. Karena, tidak mau mengambil resiko akan penularan Covid-19 di masa liburan ini.

Baca juga  2 Calon Wisatawan Candi Borobudur Terindikasi Positif Covid-19

“Selain itu, penutupan operasional objek-objek wisata tersebut merupakan kebijakan dari masing-masing pemerintah daerah setempat. Penutupan objek-objek wisata tersebut bersifat sementara. Ada yang tutup hanya saat akhir pekan, ada pula yang  buka setelah tahun baru,” ujarnya.

Ia menambahkan,  penutupan objek -objek tersebut bersifat kearifan lokal yakni perilaku wisatawan dan masyarakat perlu didorong dengan adanya protokol kesehatan. Yang muaranya untuk mencegah adanya kerumunan orang di masa pandemi covid-19 ini.

Sementara untuk objek wisata yang tetap beroperasional untuk tetap mendepankan protokol kesehatan dengan ketat,

“Semua intansi terkait di masing-masing pemda sudah berkomitmen, yakni bagi pengelola wisata yang melanggar protokol kesehatan akan ditindak,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan untuk melakukan rapid antigen bagi calon wisatawan  wajid dilakukan di di semua destinasi objek wisata  yang ada di masa liburan Nataru ini.

“Dari hasil liburan Nataru ini, bisa menjadi tolok ukur dalam penanganan pencegahan Covid-19, dua minggu setelah liburan ini,” katanya.

Ia juga tidak menampik,  penerapan  kwajiban untuk menunjukkan surat keterangan hasil rapid antigen tersebut sangat berdampak pada angka kunjungan wisatawan.

Sinoeng menambahkan, terjadinya wabah Covid-19 sejak  awal Maret  lalu tersebut, menyebabkan jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegara  menurun.

Menurutnya, hingga September kemarin, jumlah  wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa Tengah hanya mencapai 92. 5 juta dan wisatawan mancanegara hanya 57.000 orang saja.

“Namun, saat ini kami tidak lagi fokus lagi pada pencapaian target. Melainkan fokus pada penanganan pencegahan Covid-19. Dan, target tersebut akan kembali kita raih setelah wabah covid-19 usai,”  tandasnya.

Yon-trs