blank
Petugas DLH Kota Magelangmengambil sampel air dari dua sungai besar dan dua kali kecil yang melintas di Kota Magelang, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang mengambil contoh air dari dua sungai besar dan dua kali kecil yang melintas di wilayah kota ini. Termasuk sampel air dari 6 sumur yang ada di sekitar tempat pembungan akhir (TPA) sampah.

Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kota Magelang, Bambang Purwanto mengatakan, dua sungai besar yang diambil contoh airnya adalah Sungai Progo dan Sungai Elo. Sementara dua kali kecil yang juga diambil airnya adalah Kali Manggis dan Kali Bening.

‘’Pengambilan sampel air rutin kita lakukan setiap tahun sebanyak dua kali di musim kemarau dan musim hujan. Namun, karena terimbas pandemi Covid-19,  kita ambil sebanyak dua kali tapi di awal musim hujan ini,’’ katanya kemarin.

Menurutnya, proses pengambilan sampel air dilakukan selama empat hari berturut-turut. Sampel air kemudian dibawa ke Balai/Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (B/BTKLPP) DI Yogyakarta untuk diuji laboratorium setempat.

‘’Kegiatan ini dalam rangka pemantauan kualitas air. Air yang sudah kirim ke BTKLPP tersebut akan diketahui hasilnya selama 17 hari setelah diterima. Nanti akan diketahui kandungannya baik terkait koli, tinja, maupun yang lain dalam bentuk skor,’’ ujarnya didampingi Kasi Inventarisasi Data, Kristianti.

Kasi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan DLH Kota Magelang, Pratika Andini menambahkan, pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi berbeda dalam satu aliran sungai. Lokasi pertama di hulu, lalu di tengah, dan terakhir di hilir.

‘’Masing-masing titik kita ambil satu jerigen berisi 2,5 liter dan satu botol berisi 250 ml. Wadah jerigen untuk mengetahui kandungan air dari sektor fisika dan kimia, sedangkan wadah botol untuk sektor mikro biologi,’’ terangnya.

Diambil di tiga lokasi berbeda dalam satu aliran sungai, lanjutnya, guna mengetahui perbandingan antara kualitas air di hulu, tengah dan hilir. Dapat dipastikan kualitas di tiga titik ini berbeda satu sama lain, karena faktor alam.

‘’Termasuk kita ambil di awal musim hujan ini juga pasti berbeda dibanding saat diambil saat musim kemarau. Apapun hasilnya nanti akan menjadi salah satu dasar mengeluarkan kebijakan kita soal air, yang penanganannya nanti bisa kita lakukan sendiri atau lintas sektor,’’ terangnya.

 

Penulis : Prokompim/kotamgl

Editor   : Doddy Ardjono