BLORA (SUARABARU.ID) – Ancaman bencana alam tanah longsor menghantui warga Desa Sambongwangan, Kecamatan Randublatung, Blora, Jawa Tengah. Mirisnya, dua rumah penduduk sudah dalam kondisi terancam, karena teras rumahnya sudah retak-retak.
Selain teras mulai retak, halaman depan rumah warga sebagian sudah amblas dan longsor lantaran tergerus aliran sungai Wulung, sehingga polisi harus memberikan tanda police line (garis polisi warna kuning garis hitam) untuk keamanan bersama.
“Ya waswas, wong longsoran sudah kena halaman rumah, dan emper (teras) juga mulai retak,” ungkap Sawit (52), warga Sambongwangan yang sebagian halaman rumahnya amblas terkena longsor, Jumat (13/11/2020).
Rusdiyono (60), pensiunan aparatur sipil negara (ASN/PNS) warga Randublautng, membenarkan ancaman bencanan alam yang kini mendera warga Sambongwangan akibat gerusan air sungai Wulung.
Ditambahkan Rusdiyono, di lokasi itu sebenarnya sudah ada 15 rumah warga yang harus dibingkar, dan berpindah lokasidari dapak bencanan tanah longsor. Saat ini, ada sedikitnya dua rumah lagi yang terancam.
“Tanah longsor ini sudah terjadi sejak 2013/2014, sudah 15 rumah warga rusak, harus dibongkar dan direlokasi,” jelas Rusdiyono.
Batu dan Brongjong
Diperoleh informasi, longsor di Sambongwangan itu sudah dilaporkan ke institusi terkait seperti Badan Penanggulangan Benanca daerah (BPBD), dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), tapi sejauh ini belum ada perhatian pencegahan longsor.
Adapun satu dari dua rumah di Desa Sambongwangan, Kecamatan Randublatung terancam longsor, adalah rumah milik Sawit, persis berada didekat sungai Wulung, tanahnya tergerus air sungai dan tanah halaman rumah longsor menganga.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Hadi Praseno, mengatakan kejadian Kamis (12/11/2020) malam pada pukul 21.30 WIB dan longsoran semakin parah.
Kondisi saat ini, longsoran sepanjang 20 meter lebar 10 meter dan kedalaman 4,2 meter, dan longsoran ini sudah sampai pada teras depan rumah. Agar tidak merembet ke bangunan utamanya dilakukan kerja bakti bersama.
“Hari ini warga dan tim BPD ikut kerja bakti membongkar setengah rumah milik Sawit, ini demi keamanannya,” jelas Hadi Praseno.
Sebelumnya, lanjut Hadi, sudah memberikan batu dan bronjong kawat ke lokasi longsoran tersebut. Hanya saja itu tak digunakan, sebab sudah dikirim bantuan, tapi tidak ada pihaknya yang mengerjakan.
“Kami sifatnya hanya bantuan, untuk pekerjaan fisik itu berbeda lagi, tapi ini tak kunjung digunakan,” pungkas Kalak BPBD Kabupaten Blora.
Wahono-trs