PURWOREJO (SUARABARU.ID) -Tujuan jurnalistik sesungguhnya menuju kebenaran, kemanusiaan dan keadilan. Untuk mencapai tiga matra jurnalistik tersebut membutuhkan kepercayaan publik.
Hal itu disampaikan oleh Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud saat memberikan materi dalam dialog Bawaslu ‘Peran Media dalam Menyukseskan Pilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Purworejo, Senin malam (2/11) di Cafe Sulthan Purworejo.
Selain Amir, tampil sebagai pembicara lain adalah Farid Zamroni yang nerupakan Presidium Mafindo serta Rinto Hariyadi Anggota Bawaslu Purworejo. “Kepercayaan publik adalah mahkota jurnalistik. Bagaimana mencapai kepercayaan tersebut, sebuah media harus memiliki akuntabilitas dan kredibilitas. Caranya dengan selalu melakukan klarifikasi, cek ricek data dan fakta,” kata Amir.
Kewajiban klarifikasi inilah yang membedakan media massa dengan media sosial. “Dalam dunia medsos kita mengenal istilah endorse. Siapa pun bisa menjadi peng-endorse asal memiliki banyak pengikut di medsos. Begitu pula fenomena buzer dalam setiap kontestasi politik. Kalau dalam media massa kita mengenal iklan dan advetorial,” lanjutnya.
Amir juga menyayangkan banyaknya media yang hanya mengejar viralitas berita. Posting berita dulu hak jawab kemudian. “Janganlah kita melakukan hal-hal seperti itu. Makanya saya selalu menyerukan kembali ke khitah jurnalisme, raih kepercayaan masyarakat dengan cara-cara mendapatkan berita yang benar,” katanya.
Menurutnya, media massa sudah dihajar habis-habisan saat Pilpres 2014 dan 2019. Banyak hal menjadi bias karena persaingan media yang tidak independen. “Kita hanya menyediakan panggung oktagon, bagi tokoh-tokoh yang ingin tampil. Hal seperti itu sungguh penistaan diri sendiri yang dilakukan oleh perusahaan media,” pungkasnya.
Kolaborasi antara media mainstream, media sosial dan pengawas Pemilu, diyakini oleh Ketua PWI tersebut dapat menghasilkan Pemilukada yang baik.
Taletha-trs