SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sejumlah 150 peserta yang merupakan mahasiswa dan
mahasiswi UIN Walisongo Semarang, mengikuti kegiatan Benchmarking Kompetensi
Mahasiswa/i Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Sekolah Jurnalistik PWI Provinsi Jateng, yang diselenggarakan selama tiga hari, Kamis-Sabtu (15-17/10/2020). Ada tiga materi yang diberikan, yakni jurnalistik televisi, cetak/online dan radio.
Rektor UIN Walisongo, Prof Dr Imam Taufiq MAg menyebutkan, di masa pandemi seperti ini, jangan hanya dilihat sebagai musibah saja, tapi rahmat untuk meningkatkan kualitas kerja.
BACA JUGA : Penerbang Balon Udara Liar akan Disidang, AirNav Indonesia Apresiasi Penegak Hukum di Wonosobo
”Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, atas berlangsungnya kegiatan kerja sama UIN Walisongo dengan PWI Jateng. Hari ini kita menatap dunia digital, yang pada saatnya seluruh proses kerja harus dilakukan secara digital,” kata Prof Imam dalam keterangannya, usai pembukaan acara melalui aplikasi Zoom Meeting, Kamis (15/10/2020).
Menurut dia, bila menyangkut media kita harus kembali ke khitahnya. Bagaimana nilai dan etik yang harus menjadi ukuran dalam bekerja atau berproduksi.
”Nilai etik, moral, keagamaan sekaligus menjadi basic pengembangan kompetensi untuk melahirkan generasi-generasi yang punya kepribadian, karakter, dan kuat dalam implementasi nasionalisme kebangsaan. Selain itu, selalu dalam pola pergaulan yang mengesankan nilai-nilai toleransi yang tinggi,” imbuh dia.
Sedangkan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Dr Ilyas Supena MAg menerangkan, ini merupakan kegiatan spesial dengan pengajar-pengajar yang sudah mempunyai pengalaman di bidangnya masing-masing.
”Kegiatan ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi calon penerus pejuang dakwah. Banyak hal bisa dilakukan, seperti melalui dakwah digital atau virtual yang saat ini sedang tren,” terang Ilyas.
Ada Kegelisahan
Ditambahkannya, saat ini banyak pesan dakwah yang cenderung bernuansa radikal dan kasar. Dan berdasarkan hal itu, dia berharap para peserta kegiatan ini bisa menguasai dakwah virtual model Walisongo.
Sementara itu, Ketua PWI Jateng H Amir Machmud NS menjelaskan, kegiatan ini menjadi model yang berbeda, karena diselaraskan dengan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Dewan Pers.
”Sebenarnya ada kegelisahan pada kami, apakah masih ada ruang bagi lulusan komunikasi ketika terjadi metamorfosis komunikasi. Pada realitasnya, dalam transisi konvergensi media, para lulusan komunikasi sudah mengenal platform komunikasi digital, yang mendobrak praktik media digital,” papar Amir.
Diterangkan dia, bisnis media tetap akan eksis bahkan maju. Meski saat ini media online belum banyak yang tersertifikasi, maka perlu ada pembenahan sesuai regulasi UU Pers, sebagaimana yang diperankan Dewan Pers.
”Ada tuntutan kita yang mengharuskan media yang kita kelola ini harus terverifikasi dan tersertifikasi. Ini yang juga menjadi tantangan kita,” tukasnya.
Riyan