BLORA (SUARABARU.ID) – Setelah menemukan 10 orang karyawan Dindukcapil positif terpapar Covid-19. Tim Dinkes Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kembali menemukan lima orang dari 44 karyawan BPPKAD hasil Swab-Tes gelombang I positif tertular virus corona.
“Benar, ada lima karyawan BPPKAD yang positif Covid-19 hasil Swab-tes tahap I dari 44 orang, hasil Lab-Swab lainnya belum keluar,” beber pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Henny Indriyanti, Kamis (8/10/2020).
Henny juga Asisten Administrasi Umum Sekda Blora, menambahkan Dinkes akan langsung menggelar contact tracing (penelusuran kontak) di organisasi perangkat daerah (OPD), itu bila ada yang positif Covid-19.
Apabila ada aparatur sipil negara (ASN) yang kontak erat dengan pasien Covid-19, maka segera dilakukan Swab-Test. Bila ternyata Swab-Test ASN ada yang positif virus corona, maka mereka yang kontak erat di kantornya juga akan di-Swab-Test.
“Saat ini tim GTPP dan Dinkes sedang fokus deteksi di OPD pelayanan, seperti BPPKAD, Dindukcapil dan RSU serta Puskesmas,” jelas Henny Indriyanti.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) Kabupaten Blora, Agus Listiyono, menjelaskan layanan tatap muka di kantornya kembali dibuka Kamis (8/10/2020).
513 Kasus
Dijelaskan Agus, layanan fisik pengambilan berbagai dokumen administrasi kependudukan sempat ditutup (disterilkan) beberapa hari karena ada 10 pegawai terpapar Covid-19. Mereka yang kemarin isolasi mandiri juga sudah sehat dan masuk kerja untuk pelayanan.
“Setelah beberapa hari tidak melayani pengambilan dokumen kependudukan, Kamis hari ini kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan ketat,” kata Agus Listiyono.
Sedangkan hasil monotoring tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, total warga Blora yang terpapar virus corona pada Kamis (8/10/2020), tembus angka 500 lebih, persisnya 513 kasus.
Jumlah 513 kasus virus corona, saat ini sepuluh orang masih dirawat di rumah sakit, 69 orang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, dan 403 orang pasien dinyatakan sembuh berdasar hasil Lab-Swab.
Adapun warga yang meninggal terpapar covid-19 berdasar Swab-Lab menjadi 31 orang. Lima orang terakhir yang meninggal, dua warga Kecamatan Cepu, dua warga Kecamatan Kota Blora dan satu warga Kecamatan Banjarejo.
Ditambahkan Plt Kapala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, sejauh ini telah dilakukan pemeriksaan 4.435 Swab-Lab (bertambah 336 Test-Swab), dan akan terus dilakukan pemeriksaan hari-hari kedepan.
Kembali Zona Merah
Menurut mantan Kepala Dinkes ini, posko GTPP Covid-19 mengkategorikan terdapat dua dari 16 kecamatan di Blora kini kembali ke zona merah (zona resiko tinggi) pesebaran virus corona, yakni Kecamatan Cepu dan Blora.
Sedangkan tujuh kecamatan dalam zona orange atau resiko sedang pesebaran covid-19, adalah Kecamatan Todanan, Kunduran, Ngawen, Jati, Kedungtuban, Kradenan dan Jepon.
Sedangkan empat kecamatan lainnya, lanjut pejabat Plt Kepala Dinkes, berdasar hasil monitoring Posko GTPP Covid-19, kini masuk dalam zona kuning atau resiko rendah dari pesebaran covid-19.
Adapun kecamatan dengan zona kuning (resiko pesebaran rendah) yakni Tunjungan, Banjarejo, Sambong dan Bogorejo. Dua kecamatan zona hijau (negatif terpapar virus korona), Kecamatan Japah serta Jiken.
Diberitakan sebelumnya, klaster keluarga juga menampakkan tren terus meningkat., karena setelah klaster Jalan Pemuda Kota Blora, muncul klaster-klaster baru persebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di kabupaten paling timur di Jateng itu.
Terdata bahwa klaster keluarga muncul sejak bulan Juni 2020 lalu, jumlahnya ada 35 kasus. Jika masyarakat tidak waspada dan patuh protokol kesehatan (prokes) jumlahnya akna terus naik.
Henny Indriyanti berpesan agar warga Blora selalu waspada dan tetap pakai masker, jaga jarak dan buka jendela lebar-lebar agar udara tidak pengap. Cuci tangan pakai sabun dalam berbagai kesempatan agar kita terhindar dari virus corona.
Wahono-Wahyu