blank
Wakil Wali Kota Tegal, M Jumadi (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Menanggapi ibu-ibu PKL ngomel yang menjadi viral, Wakil Wali Kota Tegal, M Jumadi menyampaikan, tolong sabar, sabar sebentar. “Pemerintah membangun itu tidak lain dan tidak bukan tujuannya untuk mensejahterakan rakyatnya,” kata Jumadi Selasa (6/10/2020).

Jumadi menegaskan, kalau kotanya bagus, investor pada datang ke Kota Tegal, pasti ekonominya berkembang poinnya itu. Jadi PKL mesti paham betul, tidak ada tujuan pemerintah untuk menyengsarakan rakyatnya. Caranya sabar sebentar ini lagi dibangun.

Taman tidak bisa untuk berjualan dan itu sudah lama bertahun tahun taman untuk jualan kan tidak boleh. Hak orang lain untuk menikmati taman juga harus diperhatikan. Warga masyarakat Kota Tegal berhak untuk menikmati keindahan Kota Tegal. Artinya jangan sampai merebut hak orang lain.

Terkait hal itu Pemerintah Kota Tegal telah menyediakan lahan untuk PKL di samping RM Dewi dan samping Gedung Pemkot tentunya dengan perlu waktu.
“Kita bangun dulu arenya dari setasiun kereta api sampai dengan alun-alun, setelah itu bangun untuk PKL. Jadi tolong sabar sebentar,” pinta Jumadi.

Jumadi aku video tersebut video lama bulan September. “Tolong temen-temen juga memahami itu, mungkin karena Kota Tegal luar biasa jadi semua diviralkan,” tutur Jumadi.

Untuk jangka pendek buat PKL Jumadi menunjuk ada lahan samping RM Dewi tetapi tidak mungkin Pemkot bisa menyediakan semuanya karena keterbatasan lahan.

Ibu PKL yang sempat viral adalah pedagang kerudung, Maharani (43) bersama sang suami Tanto Pranolo (41) yang membantu berdagang di area Taman Pancasila Kota Tegal tergabung dalam Organisasi Pedagang Taman Pancasila (Orpeta).

Sepasang suami istri yang ber KTP warga Jalan Nakula RT 03 RW 06 Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal memiliki dua putra M Zaki Aufa (14) M Hilmi Satria (12) dan mengaku berjualan kerudung di lokasi Taman Pancasila sejak 2019.

Sang suami Tanto Pranolo sebelumnya berprofesi sebagai supir banting setir jadi PKL karena sudah tidak bisa memperpanjang SIM. “Saat jualan di Taman Pancasila pendapatan bisa mencapai Rp 500 ribu per malam. Sekarang, malam minggu kemarin hanya dapat penghasilan Rp 40 ribu,” keluh Maharani.

Ketua Orpeta Edi Bongkar saat dikonfirmasi membenarkan video yang sempat viral. Kejadian tersebut pada Rabu 9 September 2020 sore sekitar pukul 17.00 di sekitar taman Pancasila.

Kepala Satpol PP Kota Tegal, Hartoto saat dikonfirmasi Minggu (4/9/2020) petang mangatakan, kejadian yang ada di video tersebut
kejadian lama. “Oh… Itu video lama dah sebulanan. Kok baru viral sekarang,” kata Hartoto.

“Kejadian di sebelah barat stasiun karena dilarang berjualan di bahu jalan. Kalau waktu persisnya saya ga ingat karena hampir tiap penertiban orang itu ya seperti itu,” pungkas Hartoto.

Revitalisasi Taman Pancasila Kota Tegal Pelaksanaanya dibarengkan dengan penataan trotoar sepanjang jalan Pancasila hingga alun-alun. pemerintah Kota Tegal bersama PT KAI melakukan pembenahan kawasan tersebut untuk memperindah kawasan yang selama ini terkesan kumuh.

Dalam proses pelaksanaan pembangunan selalu berhadapan dengan sedikitnya 80 PKL yang tergabung dalam Orpeta.

Nino Moebi