blank
Perangkat wellhead eks sumur minyak tua peninggalan koloni Belanda, berlokasi tidak jauh dari fenomena alam di kedung air Desa Plosorejo, Kecamatan Kunduran, Blora. Foto: SB/Wahono

 

blank
Pertamina EP Asset 4 Cepu Field Manager, Afwan Daroni. Foto: wahono

BLORA (SUARABARU.ID)– Kedung (kubangan) air bergaris tengah 20 meter dengan kedalaman 6,1 meter, Rabu (7/10/2020), masih terus bergolak dan mengeluarkan bau gas yang menyengat.

Kondisi yang sama juga masih terjadi wellhead (kepala sumur) tua, berlokasi tidak jauh dari kedung air bergolak, yang berjarak sekitar 1,8 kilometer ke arah barat.

Kedung itu masih mengeluarkan gas yang bercampur air, serta terdengar suara bising sepanjang hari.

Dari Tim Health, Safety, Security Enviroment (HSSE) atau tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3), menurut Pertamina EP Asset 4 Cepu Field Manager, Afwan Daroni, air dan gas sumur di Plosorejo itu aman dari gas beracun.

”Tim HSSE sudah turun ke Plosorejo. Hasil pengecekkannya tidak ada gas beracun di lapangan,” jelas Afwan, Rabu (7/10/2020).

Meski demikian, lanjut dia, masyarakat yang datang ke lokasi itu untuk tetap waspada, karena kubangan air yang bergolak itu lumayan dalam. Juga di bawah wellhead, terdapat kubangan air yang dalam.

BACA JUGA : Gedung DPR RI Dijual di Tokopedia dan Shopee

Terpisah, Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan, melalui Kapolsek Kunduran Iptu (Pol) Eko Lilik Suarayono menjelaskan, pihaknya tetap rutin melakukan pemantauan, pengecekan dan pengamanan di dua lokasi semburan air serta gas di Plosorejo itu.

”Police line masih terpasang, ini untuk memperingatkan soal keamanan dan antisipasi, agar warga tidak turun ke kedung air yang bergolak,” terang Kapolsek Kunduran ini.

Sementara itu, Kepala Desa Plosorejo, Suwignyo menuturkan, warganya merasa biasa-biasa saja menghadapi semburan air berbau gas di dalam kedung itu.

”Namun begitu, kami bersama perangkat desa dan tokoh masyarakat, terus mengingatkan warga agar tetap waspada, tidak bermain-main atau masuk ke dalam kedung yang telah dipasang garis polisi,” imbuh Suwignyo.

blank
Kondisi kedung air di Desa Plosorejo, Kecamatan Kunduran, Blora, bergolak dan mengeluarkan bau gas yang menyengat. Foto: SB/Wahono

Tidak Mengalir

Diberitakan Senin (5/10/2020), setelah Oro-Oro Kesongo (Blora) menyemburkan lumpur bercampur air dan gas, disusul Api Abadi Mrapen (Grobogan) yang padam. Fenomena alam kembali terjadi di Kabupaten Blora, kali ini di Desa Plosorejo, di Kecamatan Kunduran.

Di dalam kedung air, muncul semburan di sekitar lokasi, sehingga menyebabkan air membentuk lingkaran, mirip kubangan (kedung) air besar.

Anehnya, air itu tidak mengalir keluar kedung, hanya berputar seperti orang memasak air mendidih.

Di kedung itu airnya warna keruh, dan di tengahya terdapat semburan kecil. Kedung itu sering bergolak, dan agak besar saat musim kemarau.

Tidak jauh dari kedung air yang bergolak atau berjarak sekitar 1,8 kilometer, terdapat wellhead (kepala sumur) tua yang mengeluarkan suara bising sepanjang hari.

Kejadian itu juga sudah lama, namun di musim kemarau saat ini suara bising mirip suara pesawat terbang terdengar agak keras. Bahkan bisa didengar dalam radius satu kilometer dari lokasi kejadian.

Wahono-Riyan