KUDUS (SUARABARU.ID) – Pelaksana Tugas Bupati Kudus Hartopo menyatakan jumlah aparatur sipil nnegara (ASN) di lingkungan kantor sekretariat daerah setempat yang terkonfirmasi positif COVID-19 mengalami penambahan menjadi 27 orang setelah sebelumnya diketahui ada belasan orang.
“Hingga kini, jumlah ASN yang terkonfirmasi positif sudah berjumlah 27 orang. Bagi ASN yang baru saja menjalani tes usap tenggorokan (swab) karena menunggu hasil, maka diminta untuk isolasi,” katanya di Kudus, Jawa Tengah, Selasa.
Sementara yang diketahui hasilnya terkonfirmasi positif, kata dia, diminta menjalani isolasi di rumah bagi yang tidak ada gejala, sedangkan yang ada gejala tentunya harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Ia menjelaskan penelusuran kontak erat masih tetap berlangsung guna mendeteksi ASN maupun pekerja kontrak masih ada yang terpapar atau tidak.
Harapannya, lanjut dia, dengan adanya penelusuran kontak erat, bisa terselesaikan dengan cepat sehingga pelayanan masyarakat kembali berjalan normal.
Sebelumnya, setelah ada ASN Bagian Hukum Setda Kudus yang meninggal karena COVID-19, kemudian dilakukan penelusuran kontak erat dan diketahui dari hasil swab tercatat ada 18 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Dari jumlah sebanyak itu, salah satunya ada satu kasus ASN lain yang juga terkonfirmasi positif COVID-19, namun merupakan kasus baru bukan hasil penelusuran kontak.
Informasi terbaru, penambahan kasus berasal dari Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kudus.
Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. (BPPKAD) Kudus Eko Djumartono membenarkan bahwa di kantor BPPKAD Kudus memang ada ASN yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Pegawai yang terkonfirmasi positif, kata dia, memang menjalani karantina, sedangkan yang sedang menjalani tes usab tenggorokan (swab) tentunya bekerja dari rumah (work from home/WFH).
Dalam rangka antisipasi penularan virus corona, maka lingkungan kantor BPPKAD Kudus juga disemprot dengan cairan disinfektan.
Jika sebelumnya bebas menerima tamu dari luar, maka sejak ada kejadian tersebut tamu yang diterima dibatasi dan hanya bisa ditemui di luar kantor demi menghindari penularan, demikian Eko Djumartono.
Ant-Tm