blank
Sepuluh karyawan dan tenaga medis Puskesmas Ngroto, Kecamatan Cepu, Blora, terpapar Covid-19 sehingga tempat layanan kesehatan itu harus ditutup untuk umum. (Foto : SB/Wahono)

BLORA (SUARABARU.ID)  –  Kabar miris dan menyedihkan kembali datang dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ngroto, Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, karena 10 staf dan petugas medis dinyatakan positif Covid-19.

Sebelumnya, pada Rabu (23/9/20), Kepala (UPTD) Puskesmas Ngroto, Nuryanta, meninggal dunia akibat terpapar virus corona. Sebagai pahlawan kesehatan, Nuryanta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Randublatung, Blora.

“Hasil contact tracing terhadap karyawan Puskesmas Ngroto baru kami terima, 10 orang positif Covid-19,”  beber pejabat pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Henny Indriyanti, Jumat (25/9/2020).

Selanjutnya pada keluarga staf dan keluarga petugas medis, juga dilakukan contact tracing (penelusuran kontak) terhadap puluhan orang, yakni untuk mendeteksi orang-orang yang berpotensi tertular virus corona.

“Mohon doanya agar saudara kita yang terpapar Covid-19 segera sembuh, dan virus corona cepat hilang,” harap Henny Indriyanti yang juga Asisten Administrasi Umum Sekda Blora.

Patuh Prokes

blank
Peta kasus virus corona hasil monitoring tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Kamis (24/9/2020). (Foto : SB/Wahono)

Untuk keperluan itu, Puskesmas Ngroto disteril dan ditutup untuk umum sejak Rabu (23/9/2020), untuk pelayanan kesehatan dialihkan ke Puskesmas Cepu, tambah mantan Kepala Dinkes Blora itu.

Maka jika melihat data kasus baru, menurut Henny, ini menandakan bahwa potensi penularan Covid-19 di Blora masih ada, sehingga masyarakat diminta untuk terus waspada dan patuh pada protokol kesehatan (prokes).

Sementara ini kasus Covid-19 di kabupaten paling timur di Jateng ini menunjukkan tren terus meningkat. Terdata di Posko GTTP Covid-19 setempat, Kamis (24/9/2020) ada 396 kasus atau 406 kasus plus hasil contanct tracing Puskesmas Ngroto.

Dari 406 warga Blora yang tertular virus corona, tiga orang masih dirawat di rumah sakit, 53 orang menjalani isolasi mandiri di rumahnya, dan 339 orang   dinyatakan sembuh.

Adapun  warga Blora yang meninggal terpapar covid-19, berdasar Swab-Lab 28 orang. Sejauh ini telah dilakukan pemeriksaan 2.784 Swab-Lab dan akan dilakukan pemeriksaan yang sama di hari-hari kedepan.

Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, mengkategorikan terdapat tujuh dari 16 kecamatan di Blora dalam zona orange atau resiko sedang pesebaran Covid-19.

Zona Merah

Sedangkan delapan kecamatan lainnya, lanjut pejabat Plt Kepala Dinkes, bahwa berdasar hasil monitoring Posko GTPP Covid-19, kini masuk dalam zona kuning atau risiko rendah dari pesebaran covid-19.

“Jika melihat kondisi terbaru hasil contact tracing di Puskesmas Ngroto, satu kecamatan ada yang kembali zona merah yakni Cepu,” tandas Henny.

Adapun kecamatan yang masuk level zona kuning (resiko rendah pesebaran covid-19), Kecamatan Todanan, Japah, Ngawen, Banjarejo, Jepon, Jiken, Sambong dan Kedungtuban.

Henny menjelaskan bahwa di Blora penyebaran Covid-19 sudah ada di klaster keluarga, yang mana ketika ada salah satu anggota keluarga yang terinfeksi viruscorona, menularkan ke anggota keluarga yang lain.

Untuk mencegah klaster keluarga tersebut, pihaknya mengajak seluruh masyarakat tetap  disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memperhatikan VDJ,  yakni ventilasi, durasi, dan jarak.

Bahasa sederhananya, saat di rumah buka jendala dan pintu agar udara segar bisa bersikulasi, sediakan kamar terpisah untuk keluarga yang kerap bekerja keluar rumah, dan berpisah dengan yang rentan (lansia dan balita), terang Henny.

“Tetap pakai masker, jaga jarak dan buka jendela lebar-lebar agar udara tidak pengap. Cuci tangan pakai sabun dalam berbagai kesempatan agar kita terhindar dari virus corona,” pesan pejabat Plt Kepala Dinkes Blora.

Wahono-mm