KUDUS (SUARABARU.ID) – Rapat Komisi D DPRD dengan agenda penyelesaian soal kisruh anggaran Persiku Kudus kembali menemui jalan buntu. Dalam rapat yang digelar Kamis (17/9) tersebut, baik Askab PSSI maupun Manajemen Persiku masih belum menemui titik temu.
Rapat yang difasilitasi Komisi D tersebut, mengundang Manajemen Persiku dan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Kudus. Selain itu, turut diundang pula Ketua KONI Kudus, serta perwakilan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
Sayangnya, pelaksanaan rapat digelar secara tertutup dari awak media. Namun, suasana panas pembahasan sudah nampak dengan lamanya pelaksanaan rapat.
Alotnya pembahasan nampak ketika salah seorang anggota Komisi D, Sandung Hidayat walk out dari arena rapat. Kepada wartawan yang menunggu di luar ruangan, Sandung mengaku kecewa dengan pembahasan rapat yang tak jelas arah penyelesaiannya.
“Ini rapat tidak jelas arahnya. Sampai sore nggak bakalan selesai kalau seperti ini terus,”ujar Sandung.
Sandung kemudian menceritakan, persoalan inti yang dibahas adalah terkait distribusi dana dari KONI kepada Askab PSSI sebesar Rp 2 miliar yang telah dikucurkan. Dari jumlah tersebut, Askab PSSI telah mencairkan sebesar Rp 400 juta kepada manajemen Persiku dari total Rp 1,7 miliar yang bakal dialokasikan.
“Lha ketika Askab ditanya mengenai laporan penggunaan dana yang sudah diterima, mereka tidak bisa jawab. Alasannya bendaharanya sedang berhalangan. Ya kalau seperti ini terus, tidak akan ada titik temu,”ujar Sandung sambil ngeloyor pergi.
Hutang Manajemen Lama
Tengara tidak adanya kejelasan laporan penggunaan anggaran yang sudah cair, semakin nampak ketika rapat usai. Pihak Askab PSSI yang dianggap tidak bisa menjelaskan penggunaan anggaran yang sudah diterima, menutup mulut rapat ketika dicerca pertanyaan oleh wartawan.
Ketua Askab PSSI Sutrisno, sudah lebih dahulu meninggalkan ruangan sebelum rapat usai. Sementara, Sekretaris Askab Syafiq Arrosyid, juga hanya bungkam dan tidak bersedia memberikan keterangan pada wartawan.
Sementara, manajemer Persiku Sunarto menjelaskan kalau pembahasan anggaran Persiku memang belum menemukan titik temu. Padahal, pihaknya sudah memberikan laporan penggunaan anggaran tahap pertama sebagaimana diminta Askab.
“Kami sudah membuat laporan, dan pengajuan pencairan untuk tahap kedua. Tapi kenyataannya, dalam rapat tersebut Askab tidak bisa memberi penjelasan sisa anggaran yang dikantonginya,”tandasnya.
Sunarto menambahkan, dalam jalannya rapat, ada tengara sisa anggaran Persiku yang masih ada di tangan Askab, sudah digunakan untuk membayar hutang manajemen lama. Hanya saja, Sunarto tidak menjelaskan berapa dana yang sudah digunakan tersebut.
“Sempat muncul penjelasan kalau dana Persiku tahun ini sudah habis digunakan untuk membayar hutang manajemen Persiku tahun lalu,”tandas Sunarto.
Oleh karena itu, kata Sunarto, untuk menyelesaikan kisruh anggaran ini, akan digelar rapat lanjutan dengan menghadirkan manajemen Persiku tahun 2019.
Senada, Ketua Komisi D DPRD Kudus, Mukhasiron mengatakan kisruh dana Persiku ini semestinya bisa diselesaikan secara internal dulu. Dalam hal ini adalah KONI, Askab PSSI serta manajemen Persiku tahun ini maupun tahun 2019 silam.
“Sehingga ada transparansi dalam penggunaan dana,”ujarnya.
Hanya saja, disinggung mengenai adanya tengara dana Persiku yang sudah habis digunakan untuk membayar hutang manajemen lama, Mukhasiron enggan berkomentar.
Tm-Ab