WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua PGRI Cabang Wonosobo Suratman SPd MPd meminta pemerintah segera mengambil kebijakan membuka pembelajaran tatap muka (PTM) bagi sekolah yang siap menerapkan protokol kesehatan ketat di tengah pandemi global Covid-19 ini.
“Sebab jika peserta didik terlalu lama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) tanpa PTM dikhawatirkan terjadi degradasi pendidikan karakter pada peserta didik. PJJ menjadikan tidak ada interaksi secara fisik antara guru dengan murid,” katanya.
Suratman mengatakan hal itu di sela-sela melakukan pemantauan pelaksanaan PTM di SMA Negeri 2 Wonosobo, Selasa (15/9). Dalam pemantauan pihaknya didampingi Sekretaris PGRI Mukhlas Achmad SPd dan diterima Kepala SMAN 2 Indah Nurhayati SPd MSi dan segenap guru SMAN 2 setempat.
Menurut Suratman, kunjungan dan pemantauan PGRI terhadap pelaksanaan PTM di SMAN 2 tersebut, dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung proses PTM di tengah pandemi Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan. Apakah proses PTM sudah berjalan efektif, sehat dan aman, belum.
“Proses PTM harus bisa berjalan secara efektif. Juga musti ada standar keselamatan, kesehatan dan keamanan bagi peserta didik, guru dan warga sekolah lainnya. Sebab pelaksanaan PTM di tengah wabah virus Corona tentu berbeda dengan jalannya PTM di masa tidak ada pandemi Covid-19,” tegasnya.
Protokol Kesehatan
Ketua PGRI Wonosobo bersama tim, datang ke SMAN 2 Wonosobo pukul 07.30 WIB hingga jam 10.00 WIB. Sebelum masuk komplek sekolah harus melaksanakan protokol kesehatan, seperti memakai masker, cuci tangan pakai sabun di air mengalir, diukur suhu tubuh dan selalu jaga jarak antar sesama.
“Saya juga wajib mengisi daftar hadir dan menunggu terlebih dahulu di ruang tunggu. Mengamati satu per-satu peserta didik yang datang dengan protokol kesehatan yang ketat. Mendengarkan simulasi PTM yang disampaikan Kepala SMAN 2 Indah Nurhidayati,” bebebernya.
Selanjutnya, rombongan Pengurus PGRI Wonosobo, berkeliling ke komplek sekolah, masuk beberapa kelas guna melihat secara langsung proses pelaksanaan PTM dan memastikan penerapan protokol kesehatan Covid-19 diterapkan secara ketat dan disiplin oleh semua warga sekolah.
Kepala SMAN 2 Wonosobo, Indah Nurhidayati mengungkapkan sekolah yang dipimpinnya dijadikan pilot proyek pelaksanaan PTM karena dipandang siap menyediakan infrastruktur protokol kesehatan Covid-19. Letak sekolah mendukung karena berada di pinggir jalan dan terletak di luar kota.
“Sebelum pelaksanaan PTM, terlebih dahulu dilakukan simulasi dan penyiapan sarana dan prasarana sesuai standar protokol kesehatan Covid-19. Siswa, guru dan karyawan discreening dahulu melalui rapid test bebas virus Corona. Siswa yang boleh mengikuti PTM juga diseleksi secara ketat, seperti suhu tubuh dibawah 37 derajat dan berasal dari daerah zona hijau Covid-19,” jelasnya.
Muharno Zarka-mm