blank
Nelayan Indonesia yang berada di wilayah India.(foto: ant)

BANDA ACEH (SUARABARU.ID) – International Colective of Fish Worker (ICFW), lembaga internasional yang fokus terhadap nelayan, menyatakan bahwa terdapat 69 orang Indonesia yang telah menjalani hukuman, tetapi masih terdampar di Port Blair, India.

Anggota ICSF di India Sabastian, menyampaikan informasi terkantung-kantungnya nelayan asal Aceh dan Sumatera Utara karena tidak bisa pulang tersebut ke anggota ICSF Indonesia M Adli Abdullah, pada Minggu.

“Saya baru mendapat kabar secara elektronik dari sesama anggota ICSF, yang menyebutkan saat ini terdapat 61 nelayan Aceh dan delapan dari sumatra utara berada di Port Lair India, tidak bisa pulang, situasinya mengkhawatirkan,” kata Adli, di Banda Aceh.

Atas informasi itu, Adli meminta, Pemerintah Aceh dan DPR Aceh perlu segera mengambil sikap dalam upaya memfasiltasi proses pemulangan puluhan nelayan kecil asal daerah Tanah Rencong tersebut.

“Ini persoalan kemanusiaan, saya didatangi oleh para keluarga korban, sebagai anggota ICSF kabar ini telah kami teruskan kepada kementerian dan lembaga-lembaga nelayan di Aceh dan nasional,” katanya.

Saya berfikir kita harus advokasi supaya nelayan Aceh yang sudah lama terdampar di India dapat berkumpul kembali dengan keluarganya, katanya lagi.

Menurut Adli, informasi yang diterima dari aktivitis perikanan India yakni Sabastian, bahwa 69 orang total nelayan tradisional yang Indonesia terdampar di Andaman Nicobar, sehingga terkatung-katung di Port Blair, atau ibukota Andaman.

Kata Adli, Sabastian menyebutkan bahwa dari 69 nelayan kecil itu 61 diantaranya berasal dari Aceh dan delapan dari Sumatra Utara.

ant-mm

Dalam surat elektroniknya, Sabastian menyebutkan sempat berjumpa dengan Zubir Amir nelayan asal Sumatera Utara dan Dahrul bin Zakaria asal Bireuen.

Kata dia, nelayan itu memberitahukan kepada Sabastian bahwa ada 69 nelayan kecil yang telah selesai menjalani hukuman dan sedang menunggu proses pemulangan.

Menurut Adli, nelayan Aceh di India sangat mengharapkan Pemerintah Aceh dan DPR Aceh agar dapat membantu proses pemulangan mereka dari India. Mereka terkatung-katung karena tidak memiliki kepastian untuk pulang kembali ke Tanah Air.

“Kami butuh kepedulian, kami rindu dengan keluarga di Aceh, kami berharap pemerintah Aceh dapat membantu kami,” ujar Adli, membaca isi pesan nelayan Aceh yang dikirim Sabastian melalui surat elektron