blank
Dwi saat berada di pemasok Lele yang akan dia produksi. Foto: Esa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dwi Kristinawati (22) mahasiswi Undip yang tak mau berdiam diri. Dia punya usaha ternak lele sejak tahun 2016. Lokasi pembudidayaan masih dalam tahap pengerjaan. Dwi mengungkapkan untuk sekarang masih membeli di peternak, tapi sedang proses pembangunan kolam lele dan pembesaran di daerah Banyumeneng Mranggen.

Dwi memilih usaha lele karena prospek untuk penjualan lele sangat menguntungkan dan menjanjikan. Dengan tekad yang dimilikinya, Dwi menginovasi lele dengan olahan sederhana yang dimodifikasi dengan lele vakum berbumbu, yaitu lele segar yang dibumbui dengan bumbu rempah lalu dimasukkan ke dalam plastik yang kedap udara sehingga dapat disimpan dengan jangka waktu yang cukup lama.

blank
Olahan lele vakum berbumbu yang siap untuk dipasarkan. Foto: Esa

Olahan tersebut sangat diminati oleh Ibu-ibu rumah tangga sebagai bahan pangan karena sangat praktis untuk diolah, terjangkau, enak dan sehat tentunya. “Kita itu bibit lele, proses awal adalah mengawinkan tidak beli bibitnya. Setelah itu ada tahap-tahap pemijahan.” ujar Dwi perihal pengembangan bibit lele miliknya.

Pada tahap strategi penjualannya, Dwi melakukan pengamatan terhadap masyarakat. Apa sih yang dibutuhkan konsumen? Lalu dia mendapat hasil bahwa konsumen membutuhkan bahan yang bisa diolah higienis dan dipilihlah produk olahan lele tersebut. Untuk media promosi biasanya dilakukan melalui Internet pula, karena peminatnya yang selalu meningkat.

“Usaha sebelum pandemi dan setelah pandemi, menurut saya masih sama saja bahkan ada pelonjakan pembeli dikarenakan para anggota keluarga full dirumah. Jadi para Ibu-ibu harus menyediakan makanan frozen yang siap masak.” ungkapnya.

Esa Luthfiana Rizki-trs