MAGELANG (SUARABARU.ID) – DPC PKB Kabupaten Magelang mengonsolidasikan anggota Fraksi PKB dan kader PKB untuk menjadi pelopor Gerakan Bangkit Belajar di wilayahnya masing-masing. Itu guna membantu pemerintah dalam mengatasi problem pendidikan akibat pandemi covid-19.
Gerakan Bangkit Belajar dilakukan dengan cara mendirikan sanggar belajar di lingkungannya masing-masing dengan fasilitas wifi gratis dan sarana pembelajaran jarak jauh. Pendirian sanggar belajar dapat memanfaatkan fasilitas yang ada, baik rumah anggota Fraksi PKB, kader atau tempat lainnya seperti gedung TPQ/TPA yang dapat difungsikan sebagai proses pembelajaran jarak jauh.
“Hal ini kami lakukan sebagai respon atas inisiatif yang dilontarkan Gus Imin atau Muhaimin Iskandar sebagai inspirator Gerakan Bangkit Belajar (GBB) beberapa waktu yang lalu,” kata Suwarsa Ketua DPC PKB Magelang, hari ini Senin 24 Agustus 2020.
Suwarsa menjelaskan bahwa Gus Imin beberapa waktu lalu di media masa mengajak masyarakat penggerak,serta para pemangku kebijakan terkait pendidikan di daerah turut serta memberi sumbangsih membantu pemerintah dalam Gerakan Bangkit Belajar.
Gerakan Bangkit Belajar itu dirancang untuk memfasilitasi para partisipan dan relawan guna memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Terutama warga masyarakat yang kurang mampu dan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19 saat ini.
“Maka potensi FPKB dan kader PKB berupa tenaga, pikiran, tempat dan jaringan internet atau wifi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mengatasi problem pendidikan di lingkungan kita,” ujar Suwarsa.
Dia menambahkan untuk saat ini anggota FPKB dan kader PKB mendirikan 16 sanggar belajar yang tersebar di wilayah Kabupaten Magelang. Ke 16 sanggar belajar tersebut di Kecamatan Mungkid ada tiga tempat, Mertoyudan dua tempat, Borobudur satu tempat, Tempuran satu tempat,
Kaliangkrik satu tempat, Grabag satu tempat, Tegalrejo satu tempat, Dukun satu tempat, Srumbung satu tempat dan Kecamatan Salam empat tempat.
Sanggar belajar memfungsikan rumah anggota FPKB atau kader dan beberapa TPQ yang sudah terpasang wifi. Peserta didik gratis dapat memanfaatkannya untuk menunjang proses pendidikan jarak jauh. Ke depan akan terus ditingkatkan agar dapat membantu kesulitan warga masyarakat yang kurang mampu.
Bagi warga yang mengalami kendala dapat menghubungi anggota FPKB terdekat atau ke kantor DPC PKB di Jalan Magelang-Jogja Pare, Blondo, Mungkid, Kabupaten Magelang. Ketua FPKB Sukur Akhadi yang juga koordinator gerakan itu mengatakan, gerakan bangkit belajar adalah upaya bersama anggota FPKB dan kader-kader PKB untuk membantu kinerja pemerintah daerah.
Agar pendidikan bisa dinikmati dengan selayaknya oleh pelajar yang mengalami kendala sarana dan prasarana pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi covid-19.
“Kami apresiasi bahwa pemerintah sudah bekerja, tapi saya pandang belum cukup. Maka butuh partisipasi masyarakat, semua elemen masyarakat harus bergerak meningkatkan kepedulian dengan cara memberikan sesuatu yang kita mampu untuk berkontribusi memberi solusi cepat pada aspek pendidikan,” kata Sukur Akhadi.
Sementara itu menurut anggota FPKB Gunawan Sugiarno, kebijakan pemerintah pusat terkait pendidikan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pembelajaran jarak jauh belum dapat terkoordinasi dan diimplementasikan dengan baik di daerah.
Dia banyak mendapat keluhan dari orang tua murid terkait pendidikan jarak jauh. Sementara ketika akan melaksanakan pembelajaran tatap muka, standar untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka harus berdasarkan protokol kesehatan.
Sarana dan prasarana sekolah yang belum memadahi masih menjadi bahan pertimbangan. Jelasnya banyak problem yang dihadapi saat ini dalam masalah pendidikan.
Anggota FPKB Mahmud menuturkan kecenderungan penurunan kualitas pendidikan di masa pandemi covid-19 dikhawatirkan menjadikan nasib pendidikan kita sangat mengkawatirkan. Sebab situasi saat ini dapat disebut sebagai situasi darurat atau krisis pendidikan.
Karena itu, dia mengapresiasi ide Gerakan Bangkit Belajar yang diinisiasi olih Gus Imin. Gerakan itu sudah dicoba lebih dulu di Jawa Barat dengan merangkul relawan pengajar dari alumnus penerima beasiswa Bidik Misi dari Institut Teknologi Bandung bekerja sama dengan Badan Pengurus Pusat Bidik Misi Nasional dan hasilnya bagus dapat membantu problem dan kendala masalah pendidikan yang dihadapi saat ini.
Eko Priyono-trs