SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ketua MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji (80) menyatakan sangat menyakitkan ungkapan yang mengatakan “Lansia merupakan beban, bukan aset”.
“Kami berterima kasih pada Presiden Joko Widodo yang sangat menghormati keberadaan Lansia. Rakor ini menepis hoax yang mengatakan akan dibubarkannya Komnas Lansia,” ujarnya selaku pembicara dalam Webinar Rakor Komnas Lansia Jawa – Bali – NTT yang diselenggarakan secara virtual baru-baru ini.
Rakor tersebut dibuka Edy Soesanto SH,MSi dari Komda Lansia Jateng membuka acara sebagai penyelenggara.
Sementara, Andi Hanindito Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos RI mengatakan, Presiden meminta Lansia harus menjadi perhatian, disesuaikan dengan masa kini dan visioner. Artinya disesuaikan juga dengan kondisi masa datang.
Selaku pembicara kunci dalam webinar Komnas Lansia Jawa – Bali – NTT baru-baru ini, dia mengatakan perlunya mindset yang sama antara pemerintah pusat dan daerah. Kondisi sekarang bisa dilihat dari 514 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki Perda Lansia hanya 34, dan 4 tingkat Provinsi . Pemda perlu semangat . Dia mengingatkan perlunya Pemda melakukan layanan dengan baik terhadap lansia.
Tiga kriteria lansia dikemukan Andi Hanindito yaitu lansia konvensional, milenial dan Z . “Jumlah lansia banyak, ada yang telantar, ada yang mampu itu normal. Usia 60 th dianggap tidak produktip dan tidak digunakan lagi, kenyataannya masih produktif . Perlu ada reorganisasi dan reorientasi”, tandasnya. Andi berharap RUU Lansia yang lagi dibahas di DPR menjawab persoalan kekinian dan masa mendatang.
Dr dr Lilis Hari MCH pakar kelanjutusiaan Jakarta, mengingatkan perlunya payung hukum untuk kesejahteraan lansia. Juga menyiapkan generasi muda yang akan menjadi lansia.
Acara diikuti oleh 16 perwakilan Komda dengan tema “Komnas Lansia Keberadaan dan Perannya bagi Lanjut Usia. “
“Pertemuan tahunan ini membahas upaya peningkaan Lansia yang jumlahnya 28,8 juta atau 11,34% dari jumlah penduduk Indonesia,” kata KH Darodji. Pembicara lain Soeryadi dari Komda Lansia Provinsi Jawa Timur, Suratman SH, staf ahli komisi VIII DPR RI dan Dr Adhi Santika, Pegiat Lansia .
Humaini-trs