Relawan terpaksa menguruk lubang makam jenazah Covid-19 dengan tangan karena cangkul dan alat lainnya diambil warga. foto:tangkapan layar.

KUDUS (SUARABARU.ID) – Peristiwa memprihatinkan terjadi pada pemakaman jenazah pasien Covid di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo. Para relawan yang bertugas melakukan pemakaman terpaksa menimbun kuburan jenazah Covid-19 dengan tangan lantaran cangkul dan peralatan diambil oleh warga.

Sebuah video yang memperlihatkan tim relawan pemakaman jenazah Covid-19 di Kudus menguburkan jenazah menggunakan tangan kosong beredar di sejumlah platform media sosial.

Dalam video tersebut, tampak dua relawan tengah menguruk liang pemakaman dengan menggunakan kedua tangannya. Di mana tanah, dirontokkan ke bawah, ke dalam liang pemakaman.

Dalam video tersebut pula, pemakaman terjadi di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo pada Kamis (13/8).

Menanggapi hal tersebut, Camat Jekulo Wisnubroto Purnawarman Jayawardana membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengatakan, memang ada satu warganya yang meninggal dan dimakamkan Kamis (13/8)  dengan status positif corona.

“Memang ada yang meninggal dan dimakamkan dengan protokol kesehatan,” ucap dia.

Pihaknya bersama unsur pimpinan kecamatan pun turut hadir dalam prosesi pemakaman tersebut. Sehingga memang mengetahui kejadian itu. “Saya dan unsur pimpinan kecamatan hadir semua, jadi tahu apa yang terjadi,” katanya.

Wisnu mengatakan, sebelum kejadian itu, pihak desa sebenarnya telah membuatkan lubang untuk pemakaman jenazah. Namun, saat jenazah tiba, sempat terjadi selisih pendapat antara keluarga almarhum dengan tim pemakaman.

Menurut Wisnu, pihak keluarga menginginkan agar jenazah dipulangkan dulu ke rumah duka untuk dishalatkan. Namun, oleh tim pemakaman, jenazah langsung dibawa ke pemakaman dengan alasan jenazah sudah dishalatkan di RS.

Menurut informasi, selisih pendapat tersebut terselesaikan ketika warga akhirnya menyolatkan jenazah di dekat pemakaman. Entah kenapa, saat jenazah diangkat dan dibawa ke liang lahat, ternyata cangkul dan peralatan lainnya sudah hilang diambil oleh warga.

“Nah itu, ternyata sudah tidak ada, sudah dibawa pulang warga,” ujarnya.

Atas kondisi tersebut, kata Wisnu, pihaknya pun berupaya  berpikir positif saja. Dikatakan, kemungkinan peristiwa tersebut terjadi karena kesalahan komunikasi. “Kami harapkan memang seperti itu, tidak ada unsur kesengajaan lainnya, karena setelahnya ada warga yang meminjami cangkul,” ujar Wisnu.

Agar hal ini tidak terjadi lagi, pihaknya akan terus meningkatkan edukasi pada masyarakatnya. Supaya tetap mematuhi protokol-protokol kesehatan.

Termasuk dalam hal pemakaman jenazah suspek maupun terkonfirmasi positif Covid-19. “Kami akan terus menyosialisasikan ini, supaya pasien yang sudah sembuh juga tidak dikucilkan di masyarakat,” pungkasnya.

Tm-Ab