blank
Afif Nurhidayat dan M Albar selalu kompak dalam satu rampak barisan. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Calon Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat yang diusung koalisi besar dan berisi (Besi) menegaskan lawan kotak kosong dalam Pilkada 9 Desember 2020 nanti tidak gampang.

“Jika hanya ada satu pasangan tunggal, lawan kotak kosong itu tidak gampang lho!. Butuh kerja keras untuk sosialisasi ke masyarakat. Paling tidak memantik agar partisipasi masyarakat yang memilih tinggi,” katanya.

Afif mengatakan hal tersebut usai menghadiri MOU program ” Gerakan Ayo Kuliah” antara Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) dengan Universitas Sains Al Qur’an (Unsiq) Jateng di Wonosobo di Lantai II Gedung Rektorat kampus setempat, Kamis (13/8), sore.

Menurut politisi yang juga menjabat Ketua DPRD Wonosobo itu, setelah Partai Golkar memberikan rekomendasi untuk dirinya dan Ketua DPC PKB M Albar, sebagai Cabup dan Cawabup, calon pasangan tunggal tinggal tunggu waktu saja.

“Soal anggapan Pilkada lawan kotak kosong tidak demokratis, itu sah-sah saja. Namanya orang berpendapat harus dihargai dan dihormati. Pada prinsipnya lawan kotak kosong atau lawan siapa pun saya siap. Ada lawan syukur, tidak ada lawan alhamdulillah,” lontarnya.

Daftar Serentak

blankRekomendasi dari DPP PKB dan DPP Partai Nasdem, katanya, akan segera turun dalam satu, dua hari ini. Partai Hanura dan PAN tinggal menyerahkan. PDI Perjuangan dan Partai Demokrat sudah turun duluan. PPP segera menyusul.

Menurut Afif, amanah dari partai anggota koalisi harus dipertanggungjawabkan dengan baik. Kepercayaan yang diberikan akan diugemi. Taushiyah politik dari DPP Partai Golkar akan dipegang oleh pasangan Afif-Albar (AA).

“Soal deklarasi nanti akan dirembug bareng-bareng. Setelah semua rekomendasi dari partai-partai beres. Yang jelas, pendaftaran akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada 4 September 2020 nanti,” terangnya.

Dikatakan Ketua DPC PDI Perjuangan itu, persoalan yang dihadapi Wonosobo cukup banyak. Tidak bisa dipikirkan dan diatasi satu partai saja. Tapi butuh kebersamaan dan satu kesatuan yang utuh. Kompak dan bersama-sama.

“Tidak cukup diatasi satu partai saja. Tapi butuh all for one dan one for all. Dengan kebersamaan, insya Allah, apa yang jadi persoalan di masyarakat akan bisa diurai secara bersama-sama,” papar alumnus angkatan III Unsiq Jateng di Wonosobo itu.

Muharno Zarka-Wahyu