blank
Pengunjung berswafoto di jembatan gantung Soropadan yang menghubungkan Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung dengan Dusun Karanglo, Desa Kalikuto, Kecamatan  Grabag, Kabupaten Magelang  dalam beberapa minggu terakhir menjadi viral dan. dijadikan objek berswafoto. Foto: Suarabaru.Id/ Yon.

TEMANGGUNG (SUARABARU.ID) – Jembatan gantung yang menghubungkan Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung dengan Dusun Karanglo, Desa Kalikuto, Kecamatan  Grabag, Kabupaten Magelang  dalam beberapa minggu terakhir menjadi viral karena banyak dikunjungi masyarakat.

Para pengunjung dari beberapa wilayah baik dari Temanggung maupun Magelang dan sekitarnya, untuk sekedar  untuk berswafoto di atas jembatan yang instagramable.

Mereka penasaran dengan keberadaan jembatan yang diresmikan sejak 17 Juni 2017 silam tersebut, semakin menjadi daya  tersendiri setelah dicat ulang dengan kombinasi warna kuning, biru dan merah sekitar 1,5 bulan.

blank
Pengelola Objek Wisata Jembatan Gantung Soropadan, Agus Sutrisno.  Foto: Suarabaru.Id/ Yon

Akses  menuju jembatan dengan panjang sekitar 90 meter dan lebar 2,5 meter tersebut membentang di atas Kali Elo tersebut sangat mudah. Yakni, hanya sekitar 300 meter dari jalan raya Semarang – Magelang km 13, tepatnya di Dusun Digelan 1. Masyarakat menyebutnya sebagai Jembatan Jokowi,karena diresmikan oleh Presiden Jokowi bersamaan dengan proyek-proyek lain, meskipun tidak secara langsung di tempat ini.

Akses menuju Jembatan Jokowi atau Jembatan Soropadan tersebut juga sangat mudah. Yakni,  kendaraan bermotor roda empat  dan roda dua bias menuju lokasi tersebut hingga dekat jembatan. Dan hanya dikenakan biaya parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Selain bisa berfoto atau berswafoto, pengunjung juga bisa menikmati aneka macam jajanan tradisional, seperti  jadah goreng, tiwul, kokrok (sawut) ketela, dan lainnya.

Banyaknya pengunjung ke Jembatan Jokowi tersebut, menjadikanmasyarakat dusun setempat terus berupaya mengembangkan  tempat tersebut menjadi salah satu objek tujuan wisata lokal, dengan menambah beberapa fasilitas lainnya.

“Sejak ramai pengunjung sekitar 1,5 bulan kemarin, kami terus berupaya mengembangan potensi yang ada untuk dijadikan objek wisata,” kata Pengelola wisata Jembatan Soropadan, Agus S.

Upaya mengembangkan Jembatan Soropadan sebagai salah satu objek wisata andalan Desa Soropadan tersebut karena di dekat lokasi tersebut dengan membangun bumi perkemahan dan fasilitas  tubing air.

Ia menambahkan, di dekat  Jembatan Soropadan juga terdapat  objek alam berupa Tuk Jodo dan Tuk Asin yang berjarak sekitar 500 meter dari jembatan tersebut. “Namun, untuk fasilitas tubing air sementara ini belum bisa dioperasikan, karena  kami mengikuti instruksi dari Pemkab Temanggung yang sementara objek wisata air belum boleh beroperasi selama masa pandemi ini,” ujarnya.

Ia menambahkan,  objek wisata Jembatan Soropadan ini merupakan salah satu rintisan desa wisata di Desa Soropadan dibuka sejak 1,5 bulan lalu dan setiap pengunjung yang berkunjung diwajibkan memenuhi protokol kesehatan. Seperti wajib memakai masker, mencuci tangan memakai sabun dan sebelum masuk ke jembatan, semua pegunjung dicek suhu tubuhnnya oleh petugas.

Agus mengatakan,  selama 1,5 bulan dibuka, para pengunjung ramai ke lokasi pada hari Minggu, yakni mulai pukul 06.00 WIB hingga 11.00 WIB. Selain itu, pada hari-hari tertentu seperti di akhir pekan, banyak pula yang berkunjung utamanya para goweser dari beberapa wilayah sekitarnya. “Di saat ramai, jumlah pengunjung bisa mencapai 1.000 orang,”katanya.

Yon-trs