SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dampak adanya pandemi covid-19 ini sudah dirasakan hampir seluruh kalangan masyarakat Indonesia sejak awal Maret lalu.
Tak terkecuali Jawa Tengah yang setiap harinya turut menyumbang angka positif Covid-19 di Indonesia, salah satu lembaga yang terkena dampak pandemi covid-19 ini adalah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah.
“Dengan adanya pandemi covid-19 diakui atau tidak sangat mengganggu seluruh aspek salah satunya penyiaran, karena penyiaran berkaitan dengan kreativitas dan berkaitan dengan banyak orang,” kata wakil ketua KPID Jawa Tengah, Asep Cuwantoro saat ditemui di Kantor KPID Jawa Tengah, baru-baru ini.
Dikatakab, acara yang memerlukan banyak audiens seperti Dangdut Academy, talk show, dan tontonan sepak bola yang otomatis hilang. Ketika tayangan dihilangkan, tentu berdampak pada jam tayang.
“Tidak seperti radio yang hanya memerlukan satu sampai dua orang untuk cuap-cuap, televisi harus memproduksi tayangan yang menarik dan benar-benar serius,” kata wakil Asep Cuwantoro.
Komisioner Baru
Selain dari jam tayang dan jumlah orang, kreativitas juga salah satu akar dari dampak pandemi covid-19 pada aspek penyiaran. Selain itu dari sisi pembuatan program kemudian mendapatkan kendala, jika pembuatan program tidak begitu kaya, maka dari sisi pendapatan iklan juga turun.
“Karena orang ingin beriklan jika banyak yang menonton, maka sangat berpengaruh. Maka dari itu radio dan televisi dituntut untuk kreatif, bagaimana membuat program yang program itu tetap menarik dan mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah,” ujarnya.
Berkaitan dengan berakhirnya masa kerja komisioner KPID Jateng, pada dampak pandemi covid-19 ini, KPID Jawa Tengah tetap melaksanakan rekrutmen yang sudah memasuki tahap awal yaitu tes tertulis. Banyak harapan dari Wakil Komisioner kepada komisioner kedepannya
“Saya berharap komisioner ke depan benar-benar bisa melanjutkan penataan untuk menata penyiaran di Jawa Tengah agar lebih baik lagi, khususnya dalam mengoptimalkan lembaga penyiaran ini agar bisa berdaya,” katanya.
Berdaya dalam arti dapat tumbuh dari sisi bisnis penyiarannya dan sehat isi siarannya, dan dapat menggali potensi lokalitas Jawa Tengah sebagai materi atau sumber siaran.
“Sehingga potensi yang ada di Jawa Tengah dari beberapa aspek seperti sosial dan budaya dapat terpublikasikan melalui radio dan televisi,” ujarnya.
Widyadhari Ega A/Esa Luthfiana R-trs