blank
Rudy Ermawan Yulianto (dua kiri) saat bertugas mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengadakan kunjungan ke proyek SPAM Umbulan di Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan pada November 2019. Antara

SURABAYA (SUARABARU.ID) – Di lingkungan kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, nama Rudy Ermawan Yulianto menjadi satu di antara beberapa nama yang dikenal sebagai pejabat berstatus “media darling”.

Memang namanya tidak terlalu sering tercantum di media massa, namun pribadi dan kinerjanya dikenal sebagai figur yang berpengaruh.

Berpengaruh karena kerap menjadi kreator kegiatan sejak masa pemerintahan Gubernur Jatim Soekarwo dan berlanjut ke masa kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa.

Karena dedikasi dan hasilnya yang nyata, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur mengapresiasi berupa Anugerah PWI Jatim Award tahun 2020 katagori Tokoh Birokrasi.

Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Ketua PWI Jatim Ainur Rohim kepada Rudy Ermawan Yulianto pada Jumat (8/5) di Kantor Bappeda Pemprov Jatim.

Namanya disandingkan dengan 17 tokoh lain yang memperoleh penghargaan dari PWI Jatim dalam rangka Hari Pers Nasional tersebut.

“Saya benar-benar terkejut dan merasa terhormat disandingkan dengan para tokoh hebat yang menerima award dari PWI Jatim. Makanya saya merasa sangat terhormat disandingkan dengan beliau-beliau itu,” ucapnya saat itu.

Ia bahkan mengakui termasuk pejabat Pemprov Jatim yang jarang bicara ke media dan tidak mau hasil kinerjanya dipublikasikan.

Namun, penghargaan tersebut bukan tanpa sebab, yakni karena sepak terjangnya sebagai anak buah gubernur sekaligus pelayan masyarakat dan selalu totalitas ditempatkan di beberapa posisi.

Saat menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Pemprov Jatim, program renovasi rumah tidak layak huni menjadi yang menonjol.

Sejak berjalan 2009 hingga 2020, renovasi rumah tak layak huni yang telah dilakukan Pemprov Jatim sebanyak 145.165 unit dan menelan anggaran sebesar Rp970 miliar.

Dari jumlah unit sebanyak itu, sebanyak 138.945 unit rumah yang diperbaiki merupakan milik warga miskin yang tinggal di pedesaan dan tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim.

Sedangkan sebanyak 6.220 unit rumah sisanya milik warga miskin yang bertempat tinggal di kawasan pesisir pantai.

Tahun 2019, pihaknya juga memperbaiki rumah tidak layak huni milik wartawan.

Terpapar Covid-19

Pada Selasa (14/7) malam, kabar duka muncul di lingkungan Pemprov Jatim setelah Rudy Ermawan dinyatakan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya.

Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyampaikan bahwa Rudy Ermawan meninggal dunia setelah berjuang melawan COVID-19 pada pukul 19.56 WIB.

“Kami semua kehilangan teman kerja yang santun profesional dan sholeh. Al Fatihah,” ujar Khofifah di akun instagram pribadinya.

Rudy mulai dirawat di Rumah Sakit Darmo pada 5-7 Juli 2020 dan kemudian dirujuk untuk mendapatkan perawatan intensif ke RSUD dr Soetomo.

Rudy Ermawan lahir di Kabupaten Lamongan, 20 Juli 1970 dan meninggal dunia di usia 50 tahun.

Rudy Ermawan diketahui terpapar COVID-19 setelah mengantarkan sang ayah berobat yang setelah dilakukan tes usap ternyata ayahnya positif terinfeksi virus Corona.

Kemudian, ayahnya meninggal dunia sepuluh hari lalu dan Rudy Ermawan menjalani tes usap hingga terdeteksi juga positif terkonfirmasi COVID-19.

Selama dirawat secara intensif di rumah sakit, Gubernur Khofifah secara khusus mengajak seluruh OPD untuk doa bersama yang ditujukan untuk kesembuhan dan kebaikan Rudy Ermawan.

Semasa hidupnya, kata Gubernur, Rudy Ermawan yang pernah menjabat Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Dan Cipta Karya Jatim adalah sosok sangat berintegritas dan pekerja keras.

“Semasa hidupnya Rudy juga adalah sosok yang sangat berbakti kepada orang tua,” kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Atas nama pribadi dan juga Pemprov Jatim, Gubernur Khofifah mengucapkan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya dan amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT.

“Semoga alamarhum diampuni segala dosa dan khilaf, serta keluarga besar diberikan ketabahan dan keikhlasan. Selamat jalan saudaraku,” ucap Khofifah.

Sejumlah rekan kerja almarhum juga mengungkapkan kehilangan sosok seorang ASN sekaligus pejabat yang layak diteladani, terutama dalam dedikasinya ke pekerjaan.

Begitu juga beberapa politikus dan ketua partai politik di Jatim yang sama-sama mengucapkan duka cita serta merasa kehilangan melalui media sosial atas meninggalnya Rudy Ermawan.

Penghargaan

Atas dedikasinya selama hidup, Rudy Ermawan disebut Khofifah sebagai juga salah seorang ASN terbaik dimiliki Pemprov Jatim.

Bahkan, mendiang Rudy berperan aktif dalam penanganan COVID-19 di Jawa Timur sebagai gugus tugas, termasuk dalam penyiapan RS Lapangan Indrapura Surabaya.

Rudy juga dikenal sering turun langsung dalam penambahan dan renovasi ruangan rawat pasien COVID-19 di RSUD dr Soetomo.

Atas nama Pemprov Jatim, Gubernur Khofifah akan mengusulkan kenaikan pangkat istimewa kepada Almarhum melalui Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

Menurut dia, penghargaan dan penghormatan dirasa pantas atas jasa-jasanya serta pengabdian selama ini sebagai seorang ASN Pemprov Jatim terbaik.

Selain itu, almarhum juga akan diberikan penghargaan Kehormatan Lencana Pemerintah Provinsi Jawa Timur “Jer Basuki Mawa Beya” atas dedikasinya dan kerja kerasnya selama ini.

Gubernur juga meminta agar ada tahlilan dan shalat ghaib bersama di Musholla Grahadi untuk almarhum, namun tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Sekadar informasi, mendiang ikut terlibat pada proses renovasi musholla di Gedung Negara Grahadi.

Tak itu saja, pada Rabu (15/7) setelah shalat dhuhur juga akan digelar shalat ghaib di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Hobi Fotografi

Meski setiap harinya bertugas sebagai abdi negara di ASN Pemprov Jatim, namun Rudy Ermawan tak pernah melupakan hobinya, yaitu dunia fotografi.

Di suatu kesempatan, Rudy pernah cerita bahwa fotografi adalah salah satu dunianya yang tak akan ditinggalkan.

Ia mengaku mencintai fotografi sejak SMA dan hobinya dimulai lantaran kerap melihat orang tuanya melakukan kegiatan fotografi, yang memang juga menjadi hobi.

“Lalu diberi kamera itu oleh orang tua saya. Bahkan, kamera itu berguna saat kuliah di jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,” katanya saat itu.

Di laman facebook maupun instagramnya, foto-foto karyanya ditampilkan, termasuk konten-konten video kreatif karya tim yang dimilikinya.

Di bisnis keluarga, bapak dua anak itu mengembangkan destinasi wisata Kampoeng Djawi yang berlokasi di Wonosalam, Jombang, serta kafe dan bistro di area kediamannya di kawasan Jalan Gayungsari Timur Surabaya.

Ant/Muha