MADIUN (SUARABARU.ID) – Wilayah Kabupaten Madiun dinyatakan berstatus zona kuning oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Provinsi Jawa Timur, yakni sebagai daerah berisiko rendah penyebaran virus corona jenis baru tersebut.
“Berdasarkan peta persebaran COVID-19 di Jatim per Jumat (10/7/2020), Kabupaten Madiun termasuk dalam zona kuning. Perlu diketahui bahwa zona kuning merupakan daerah dengan risiko rendah penularan COVID-19,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Madiun Mashudi dalam keterangannya, Selasa malam.
Adapun status zona kuning tersebut menjadi lebih baik dari status sebelumnya yang termasuk dalam kategori zona merah atau daerah berisiko tinggi penyebaran COVID-19.
“Berkat upaya seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, hingga Forkopimda, Kabupaten Madiun dapat melalui masa krisis zona merah. Tentu tidak mudah bagi kita untuk menduduki kembali zona kuning. Hal ini patut disyukuri dengan meningkatkan kewaspadaan dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata dia.
Sesuai data, hingga Selasa (14/7/2020) malam ini jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Madiun mencapai sebanyak 38 orang. Terdapat satu tambahan dari sebelumnya yang berjumlah 37 orang.
“Pada 14 Juli 2020 terjadi satu penambahan kasus COVID-19 di Kabupaten Madiun dari sebelumnya 37 kasus menjadi 38 kasus,” kata dia.
Pasien COVID-19 yang ke-38 tersebut berinisial ANS, seorang perempuan berusia 36 tahun warga Desa Purwosari, Kecamatan Wonoasri.
Hingga Selasa malam, jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 sudah sebanyak 34 orang. Empat pasien COVID-19 yang tersisa masih menjalani perawatan di rumah sakit rujukan penanganan infeksi virus corona.
Pemerintah bersama TNI/Polri telah bekerja sama membentuk kampung tangguh dan melakukan rapid test kepada seluruh pondok pesantren yang ada di Kabupaten Madiun sebagai upaya pencegahan COVID-19. Namun, hal itu akan sia-sia tanpa dukungan dan kesadaran masyarakat.
“Harapannya, perjuangan dalam melawan COVID-19 terus digalakkan hingga bisa meraih zona hijau dan mempertahankannya. Namun sekali lagi, untuk mewujudkannya dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Ant/Muha