blank
Dua guru besar baru UNS Prof  Dr Tri Wiratno MA  (depan dua dari kanan)  dan Prof Dr Wahyudi Sutopo ST MSi ( depan dua dari kiri ) berfoto  bersama Rektor Prof Dr Jamal Wiwoho (depan paling kiri) dan Ketua Senat Prof Dr Adi Sulistiyono (depan paling kanan) dalam Sidang Senat Terbuka Daring dengan acara pengukuhan Prof  Dr Tri Wiratno MA dan Prof Dr Wahyudi Sutopo ST MSi. Foto: Bagus Aji

SURAKARTA(SUARABARU.ID) – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengukuhkan Prof  Dr Tri Wiratno MA sebagai Guru Besar bidang Ilmu Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya dan Prof Dr Wahyudi Sutopo ST MSi sebagai Guru Besar bidang  Ilmu Teknik Industri pada Fakultas Teknik.

Pengukuhan dua guru besar ke 222 dan 223 berlangsung dalam Sidang Senat Terbuka Daring  dipimpin Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho SH M.Hum di Auditorium kampus setempat, Rabu (15/7).

Guru besar Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A. dalam pidato pengukuhan bertajuk “Menjalani dan Memaknai Hidup melalui Teks dalam Perspektif Linguistik Funghsional “ menyatakan, teks  selalu menyertai manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Persoalannya adalah bagaimana kita menciptakan dan menggunakan teks.

Lebih jauh lagi, bagaimana kita menjalani dan memaknai hidup tanpa teks. ”Teks dapat menjadi wahana   berpikir dan berbuat positip. Tetapi sebaliknya sebagaimana terjadi di masyarakar akhir akhir ini. Baik secara nasional maupun global, teks dapat pula menjadi alat untuk menyatakan kecaman dan hinaan. Dalam menciptakan dan memanfaatkan teks, hendaknya pihak terkait menghindari konfrontasi dan mendekatkan kolaborasi,” terangnya

Sementara itu Prof Dr Ir Wahyudi Sutopo ST M.Si dalam pidato pengukuhan bertajuk “Tantangan dan solusi Komersialisasi Inovasi Baterai Lithium” mengatakan, tantangan produk,standar produk tak boleh menghambat inovasi dan justru harus mendorong. Untuk tantangan inovasi harus mampu dipromosikan dan dijaga keberlanjutannya melalui komersialisasi di pasar industri.

Untuk tantangan proses harus dikembangkan  rekayasa, pengadaan dan pembangunan fasilitas produksi dengan biaya proses yang lebih rendah. Dan tantangan bisnis, pengembalian investasi yang nilainya melebihi apa yang didapat dari investasi melalui komersialisasi teknologi.

“UNS telah berhasil membangun unit produksi skala pilot plant untuk sel baterai lithium ditahun 2015 dan material aktif katoda di tahun 2019. Entitas ini telah digunakan untuk validasi berbagai model, metode dan rancangan jaringan rantai pasokan. Serta secara berkelanjutan untuk evaluasi kualitas produksi dan layanan distribusi,” jelasnya.

Sementara itu Rektor Prof Jamal Wiwoho dalam amanatnya mengatakan, kehadiran dua guru besar baru akan menambah pundi-pundi jumlah guru besar UNS menjadi 223 orang. Dari jumlah disebut terakhir 124 orang diantaranya merupakan guru besar aktif.

Lahirnya guru besar baru UNS memberikan angin segar berupa penguatan bidang riset dan inovasi yang merupakan salah satu garda utama menyongsong langkah UNS mewujudkan mimpi besarnya masuk dalam 500 ranking dunia. Saat ini kita hidup di alam disruptif, baik yang disebabkan kemajuan teknologi informasi maupun serangan wabah covid-19.

Menghadapi tekanan di era perubahan bercirikan speed (bergerak cepat), surprises (banyak kejutan) dan sudden shift (pergeseran tiba-tiba), dibutuhkan kemampuan beradaptasi, perubahan paradigma berpikir serta kecepatan bertindak. Kemampuan inilah yang harus dimiliki para akademisi, yaitu dosen, peneliti dan utamanya guru besar.

“Mereka sejatinya adalah ilmuwan yang mengajar. Sehingga pantas baginya disebut sebagai insan cendekia penggerak inovasi dan perubahan. Harus diakui,  perubahan adalah hal yang sulit dan penuh ketidaknyamanan,” tandasnya.

Bagus Adji-trs