Oleh : Siti Nuranisah
Siang itu bertepatan dengan peringatan hari Kartini tahun 2024, ditemani hujan yang syahdu di Dukuh Margokerto, Desa Bondo Ketua Yayasan Kartini Indonesia yang biasa kami sapa Romo Hadi Priyanto “punya gawe”, lounching Rumah Literasi RA Kartini Jepara
Acara ini dihadiri oleh beberapa tamu undangan, diantaranya dari Kadisdikpora Kabupaten Jepara Ali Hidayat, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universiotas Diponegoro Prof. Dr. Alamsyah, Ketua Komisi C DPRD Jepara Nur Hidayat,Kapolsek Bangsri Iptu Sukresno, pegiat literasi, pengelola TBM, guru pegiat literasi dan masih banyak lagi. Acara berlangsung cukup khidmat dipandu oleh Amaliya Hidayah Rofq, Presiden BEM Unisbank Semarang
Dalam kegiatan tersebut banyak yang menyampaikan sambutan. salah satu yang penulis ingat adalah ketika Indria Mastika dalam dalam pengantarnya mengatakan. “Pak Hadi adalah orang yang tidak bisa diam, kreatif dan banyak ide”. Saya mengaminkan pernyataan ini.
Banyak orang yang menilai Romo Hadi, di usia yang cukup sepuh mengalahkan para pemuda terkait aktivitasnya di dunia literasi, mulai pelatihan menulis, menulis buku hingga menjadi seorang jurnalis. Kontribusi saat masih berdinas pun luar biasa, banyak even yang diciptakan dan belum tergantikan oleh kegiatan lain hingga saat ini.
Kini setelah 7 tahun purna ia tetap berkiprah bahkan lebih luas lagi jangkauannya. Menggandeng guru dan murid dalam kegiatan literasi. Juga mengadakan kegiatan-kegiatan kebudayaan yang tentu saja butuh tenaga, pikiran dan “energi”yang ekstra.
Di halaman rumah yang cukup luas di pinggir jalan raya Bondo – Tubanan ia mendirikan perpustakaan dengan sekitar 3×5 m. Keluarga ini merelakan kediamana pribadinya untuk ruang public. Koleksi bukunya lumayan bayak ada fiksi, sejarah, budaya, buku-buku umum dan buku karya penulis Jepara. Juga ada almari khusus yang memajang 19 buah buku karya Romo Hadi
Kegiatan Rumah Literasi RA Kartini ini nantinya tidak hanya baca dan pinjam buku seperti perpustaakan pada umumnya, namun di sini akan diadakan berbagai kegiatan literasi diantaranya pelatihan menulis, mendongeng, dolanan tradisional dan juga dialog.
Nama RA. Kartini tentu tidak asing bagi masyarakata Jepara. rasanya tidak berlebihan jika nama ini dipakai menjadi nama perpustakaan dan kegiatan literasi di sini. Maman Suherman duta Literasi Kemendikbud bahkan mengatakan Jepara adalah kota dengan DNA literasi. Pernyataan itu bukannya tanpa dasar karena RA Kartini gemar membaca, menulis surat untuk menuangkan gagasannya tentang masyarakat pribumi dan bahkan menulis artikel di media masa kala itu.
Dengan diresmikannya Rumah Literasi RA Kartini harapannya tempat ini menjadi wadah generasi muda dan masyarakat sekitar sebagai pusat kegiatan dan belajar yang menyediakan bacaan bermutu guna meningkatkan kegemaran membaca. Satu aktivitas penting dengan minat yang masih tergolong rendah.
Mari kita sengkuyung bersama ide brilian ini. Saling membantu dan berkontibusi sesuai kemampuan kita. Jangan sampai pameo, “Tempat paling sepi setelah kuburan adalah perpustakaan. Mari kita patahkan bersama dan bangun branding baru, bahwa tempat yang paling asyik dan keren di kota kelahiran RA Kartini, Jepara, adalah perpustakaan”. Selamat dan sukses Rumah Literasi RA Kartini Jepara.
(Penulis adalah Guru SD Negeri 1 Srobyong dan Founder Taman Baca Capung)