blank
Seorang peserta didik ketika melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua PGRI Wonosobo Suratman meminta guru tak gagap dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.

“Wabah virus Corona yang datang tiba-tiba memang telah merubah semua tatanan kehidupan. Pandemi Covid-19 ini tidak saja berdampak pada masalah kesehatan, sosial dan ekonomi tapi berimbas juga ke persoalan di dunia pendidikan,” katanya.

Suratman mengatakan hal itu, di sela-sela “Diklat Daring : Merancang Pembelajaran dengan Microsoft 365” bagi 1.574 guru di Wonosobo, Kamis (2/7). Diklat Daring berlangsung selama 4 hari mulai Rabu (1/7)-Sabtu (4/7) mendatang.

Menurut Suratman, sebagai agen perubahan guru harus bisa menyesuaikan diri dengan segala situasi. Terutama terkait dengan perkembangan tehnologi pembelajaran. Guru kini, mau tidak mau, harus melek tehnologi informasi.

Sekolah Sehat

blank
Ketua PGRI Wonosobo, Suratman. Foto : SB/Muharno Zarka

“Pandemi Covid-19 bisa dijadikan sebagai pelajaran betapa penting penguasaan tehnologi pendidikan di era serba virtual ini. Tak ada alasan guru untuk tidak bisa menguasai tehnologi kekinian,” tegasnya.

Ditambahkan pria yang pernah jadi guru SD ini, meski berada dalam pandemi Covid-19, proses pembelajaran bagi peserta didik tidak boleh berhenti. PJJ dan belajar di rumah (BDR) jadi solusi kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi semua satuan pendidikan.

“Ketika sudah ada pertemuan tatap muka (PTM) pun, selama masih dalam pandemi Covid-19, proses pembelajaran harus dipastikan selamat, aman dan sehat. Protokol kesehatan musti diterapkan secara ketat bagi warga sekolah,” tandasnya.

Guru, sambungnya, juga harus bisa menjadi arsitek pembelajaran. Tenaga pendidik dituntut kreatif dan inovatif guna bisa menciptakan model dan metode baru dalam proses PJJ. Peserta didik dan orang tua musti siap pula dengan pola PJJ dan BDR.

Muharno Zarka-Wahyu