WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Jalan setapak menunjuk ke areal pertanian di Desa Durensawit Kecamatan Leksono dilebarkan Koramil 13/Leksono Kodim 0707 bersama warga setempat.
Gotong royong pelebaran jalan dipimpin langsung Danramil Lettu Inf Salman. Jalan yang dilebarkan sepanjang 130 meter. Lebar yang semula hanya 1,5 meter kini menjadi 3 meter.
Danramil 13/Leksono Kodim 0707 Wonosobo Lettu Inf Salman, Selasa (23/6), mengatakan jalan baru tersebut menghubungkan Desa Kalimendong ke Desa Durensawit Leksono.
“Pelebaran jalan ke areal pertanian merupakan salah satu faktor penentu dalam proses peningkatan produksi pertanian. Akses jalan yang kurang memadai produksi dan distribusi hasil pertanian terhambat,” lontarnya.
Pada saat musim panen tiba, imbuhnya, petani selalu terkendala oleh jalan. Sering kali warga harus bersusah payah melalui jalan yang kurang layak dalam mengangkut hasil panen.
Ringankan Petani
“Apalagi Desa Kalimendong dan Durensawit selama ini dikenal sebagai sentra penghasil salak pondoh. Jalan semula hanya bisa dilalui roda 2 sekarang kendaraan roda 4 bisa masuk ke lokasi dengan mudah,” katanya.
Nantinya jika jalan sudah selesai dibangun, tambahnya, para petani bisa dengan mudah membawa pupuk dan hasil pertanian dengan cepat dan dalam jumlah yang cukup banyak. Itu tentu sangat meringankan para petani.
“Bisa menghemat waktu dan biaya angkut. Sehingga bisa menambah pendapatan para petani dan pada akhirnya petani menjadi lebih sejahtera. Minat generasi muda untuk bertani juga tinggi,” tutur dia.
Karena akses jalan tani mudah, meningkatkan minat para pemuda mau ke sawah atau ke ladang. Sebab di desa banyak anak petani tidak mau menjadi petani dengan alasan terlalu berat medan yang dilalui.
Kades Kalimendong Sugito mengapresiasi Danramil 13/Leksono yang telah memberikan motivasi dan mendorong warga untuk bahu membahu melaksanakan karya bhakti pelebaran jalan usaha tani tersebut.
“Kebersamaan TNI dan masyarakat yang selama ini sudah terjalin baik agar tetap dijaga serta dipelihara dengan terus menjalin tali silaturahmi,” pungkasnya.
Muharno Zarka-Wahyu