SLAWI (SUARABARU.ID) – Keberadaan ikan toman (channa micropeltes) di Waduk Cacaban Kabupaten Tegal dikeluhkan warga. Waduk Cacaban selain sebagai tempat wisata, juga sebagai tumpuan hidup nelayan pencari ikan air tawar.
Keluhan bukan hanya warga sekitar, Paser Mania Tegal (PMT) juga prihatin dengan keberadaan ikan toman yang merupakan ikan predator terbesar kedua dalam family Channidae. Ikan Toman dengan panjang lebih dari 1 meter ini berasal dari luar pulau Jawa, dikhawatirkan akan memangsa semua jenis ikan dan ekosistem di Waduk Cacaban.
Ketua PMT Tegal Muhamad Arif khawatir ikan toman akan memangsa ikan apa saja yang ada di Waduk Cacaban. Bahkan bukan hanya ikan saja, hewan-hewan yang mencari ikan di Waduk Cacaban bisa menjadi mangsa ikan ini.
“Bukan hanya ikan Toman. Waduk Cacaban dengan luas 928,7 hektar juga ditemukan ikan predator Arapaima Gigas. Keberadaan ikan yang berasal dari luar Jawa tersebut menginvasi dan mengganggu keseimbangan komunitas alami di Waduk Cacaban,” kata Aip panggilan akrab Muhammad Arief saat acara HUT PMT ke-3 di Ujungrusi, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal Minggu (21/6/2020).
PMT meminta ijin kepada Pemerintah Daerah melalui UPTD Pariwisata Kabupaten Tegal untuk mengeksplorasi Waduk Cacaban untuk mengetahui seberapa besar ikan toman yang hidup dan seberapa pesat perkembangannya.
“Niat kita tulus agar jangan sampai masyarakat di sekitar Cacaban kehilangan mata pencaharian mencari ikan karena habis oleh ikan ini. Hal ini sesuai juga dengan misi konservatif yang kita miliki,” ungkap Ayip.
Kepala UPTD Pengelolaan Wisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Ahmad Abdul Khasib mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan PMT untuk membantu masyarakat dalam rangka mengurangi ikan predator di Waduk Cacaban.
“Tujuannya untuk mengurangi ikan predator yang ada di sana,” ungkap Ahmad Abdul Khasib.
Nino Moebi