blank
BAHASA TEGALAN - Bupati Tegal Umi Azizah tengah berpidato menggunakan bahasa Tegalan, saat sidang paripurna DPRD Kabupaten Tegal.

SLAWI (SUARABARU.ID) – Selain fokus pada kebijakan yang bertumpu pada penanganan Covid-19, Bupati Tegal Umi Azizah mulai menyinggung konsep _new normal_ sebagai tata kehidupan baru dengan berdamai dan hidup berdampingan bersama Covid-19.

Hal ini disampaikan Umi pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD, baru-baru ini. Sidang istimewa ini digelar sebagai puncak acara peringatan Hari Jadi ke-419 Kabupaten Tegal.

Lewat pidato resmi berbahasa jawa ini, Umi mengatakan, dengan berdamai, maka akan timbul sikap tenang dan sabar, tidak panik. Karena sesungguhnya, kepanikan adalah separuh dari penyakit itu sendiri. Sementara ketenangan adalah separuh dari obat. Dan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan ini adalah titik tolak dari kesembuhan.

“Berdampingan bukan berarti kita menyerah, tapi bisa menyesuaikan diri. Dan saya rasa ini adalah cara bijak yang akan menyelamatkan dan menghebatkan kehidupan baru kita saat ini dan ke depannya nanti. Menjaga kelangsungan aktifitas produktif namun tetap aman dari Covid-19 sembari memutus rantai penularannya melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” ujarnya.

Disiplin yang dimaksud, lanjut Umi adalah disiplin menjaga kesehatan diri dan lingkungannya, meningkatkan imunitas, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin, menghindari kerumunan, menjaga jarak aman fisik minimal satu hingga dua meter, memakai masker saat ke luar rumah, tidak mudik, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah.

Ditemui usai acara, Umi mengungkapkan jika konsepsi tata kehidupan baru atau _new normal_ ini sendiri mengemuka saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak akan segera hilang dan bahkan tetap ada di tengah masyarakat.

“Hal ini berarti, kita, masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat dunia akan menghadapi kehidupan normal yang baru atau “new normal” yang harus hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata Umi.

Katanya lagi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan tata kehidupun baru tersebut, yaitu tetap memprioritaskan penanganan Covid-19, mulai dari fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19, pendeteksian (tracing) hingga perluasan pemeriksaan PCR.

Lalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti cuci tangan pakai sabun, jaga jarak aman dan memakai masker hingga face shield pada profesi tertentu dalam waktu yang lama, setidaknya sampai vaksin itu ditemukan, berfungsi efektif dan tersebar merata di seluruh dunia. Selanjutnya adalah secara bertahap kembali meningkatkan produktivitas ekonomi lokal.

“Di sini, penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus dijalankan berbarengan, tidak dibeda-bedakan,” ungkapnya.

Prosesi acara Kirab Pakta Integritas dan Tombak Kyai Plered dan penyerahan di Kantor DPRD Kabupaten Tegal semuanya berjalan lancar, meskipun pada pelaksanaannya tahun ini tidak ada arak-arakan. Acara ini diikuti oleh sejumlah pejabat dengan menerapkan protokol kesehatan, diantaranya Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie, Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, Kapolres Tegal AKBP M Ikbal Simatupang, Dandim 0712/Tegal Letkol Inf. Ricard Arnold Yesikel S, Danlanal Tegal Letkol Mar Ridwan Azis, serta Dansatradar Tegal Letkol Lek Priyambodo Satriyo R.

Arif Rahman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini