blank
Ketua Umum Jayanusa Idham Cholid ketika memberikan masker gratis di pusat kota Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Jamaah Yasin Nusantara (Jayanusa) terus menunjukkan aksinya dengan memberikan donasi pada masyarakat Wonosobo untuk mengatasi pandemi global Covid-19.

Kali ini, Rabu (13/5), ribuan masker dibagikan secara gratis untuk meningkatkan kesadaran warga dalam menerapkan protokol kesehatan guna meredam penyebaran dan penularan virus Corona.

Pasalnya, hingga saat ini Wonosobo masih berada tiga besar di Provinsi Jawa Tengah jumlah warga yang positif virus. Namun kesadaran masyarakat dinilai masih buruk untuk menerapkan protokol kesehatan.

Warga mestinya tidak banyak beraktifitas di luar rumah, mengindari kerumunan dan menggunakan masker saat bepergian. Tapi kenyataan masih banyak warga yang tidak patuh dengan protokol kesehatan.

“Aksi ini secara simbolis dipusatkan di sekitar Taman Plaza Wonosobo, tiada lain untuk mengingatkan seluruh warga masyarakat agar mematuhi salah satu protokol penting,” kata Ketua Jaya Nusa Wonosobo, A Tarmizi.

Dirinya menjelaskan bahwa interaksi sosial harus dilakukan dan berlangsung dengan aman dan nyaman. Sehingga saat melakukan kegiatan di ruang publik, pasar dan pusat perbelanjaan.

“Kesadaran harus terus ditumbuhkan, kita semua harus saling mengingatkan,” Ujarnya.

Menurutnya saat ini kesadaran masyarakat sendiri masih buruk. Hal tersebut bisa dilihat dari masih ramainya tempat publik. Serta banyaknya masyarakat yang bepergian tanpa menggunakan masker.

Ketua Umum Jaya nusa, Idham Cholid menjelaskan bahwa tumbuhnya kesadaran masyarakat juga perlu sejalan dengan aturan pemerintah yang jelas.

Regulasi Tepat

blank
Pasukan Jayanusa Wonosobo yang siap membagikan masker gratis kepada warga di sekitar Taman Plaza. Foto : SB/Muharno Zarka

Dengan melakukan refocusing untuk segera memecahkan masalah yang terus timbul di masyarakat. Dengan merumuskan regulasi yang tepat.

Misalnya tidak hanya mengatur kegiatan peribadatan yang bersifat keagamaan saja, tapi juga pada kegiatan yang berpotensi melibatkan banyak orang.

“Pokoknya pada hal yang bisa berpotensi terjadinya penyebaran virus haruslah perjelas aturannya. Seperti yang ada di pasar, pusat perbelanjaan juga harus ditertibkan,” lanjutnya.

Sebab dirinya menilai bahwa kerumunan yang terjadi di ruang publik justru lebih parah. Dibanding dengan orang yang melaksanakan ibadah yang dianggap bisa lebih tertib dan mengikuti setiap anjuran pemerintah.

Sehingga apa yang terjadi justru menjadi salah penafsiran oleh masyarakat banyak. Sebab masih banyak warga yang berada di luar rumah dan terjadi kerumunan di pasar dan pusat perbelanjaan.

“Kita memang tengah bersama sama menghadapi pandemi Covid-19 ini. Jadi jangan sampai muncul kesan yang berbeda dalam masyarakat kita,” terusnya.

Dirinya juga berharap dalam tiga bulan kedepan bahwa dalam bulan ramadan kali ini sebagai momentum yang tepat untuk dapat dijadikan wasilah kita semua melakukan perubahan diri dan lingkungan.

Muharno Zarka-Wahyu