SEMARANG (SUARABARU.ID) – Para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Tengah ramai-ramai banting stir memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa coverall. Dalam sehari gabungan UKM di bidang konveksi ini mampu memproduksi 10 ribu coverall.
Para UKM ini merupakan binaan Bank Jateng. Sebagian besar dari Klaten yang sehari-hari memproduksi baju lurik dan batik. Mengetahui banyak rumah sakit masih kekurangan APD, Bank Jateng menawarkan UKM-UKM ini membantu. Ternyata antusiasmenya besar.
“Saya orang yang dari awal meyakini, ketika produksi pabrikan begitu mahal dan sulit pasti akan muncul kekuatan-kekuatan dalam negeri, saya berterimakasih pada pelaku usaha yang mau membantu penyediaan APD ini,” kata Ganjar, usai melihat contoh coverall yang dibawakan Dirut Bank Jateng, Supriyatno, di Puri Gedeh, Rabu (1/4/2020).
Gabungan dari UKM tersebut disebut Ganjar mampu memproduksi 10 ribu per hari atau 300 ribu buah coverall perbulan. Untuk kualifikasinya, Ganjar mengatakan, sudah memenuhi standar minimal yaitu tahan air atau waterproof.
“Kualitasnya relatif cukup bagus. Tinggal nanti kita cek ke ahli, kalau yang seperti ini cukup atau tidak. Tapi jika kita bandingkan dengan jas hujan, pasti ini jauh lebih baik,” katanya.
Selain coverall, UKM-UKM tersebut juga memproduksi masker dengan kualitas masker waterproof. Menurut Ganjar, APD produksi UKM tersebut bisa dijadikan alternatif disaat harga pabrikan justru langka dan harganya melambung.
“Kalau kita bisa menggerakkan masyarakat, nantinya semua yang terpaksa keluar rumah harus pakai masker, maka ini bisa diproduksi. Ini harganya paling Rp 2-3 ribu. Produknya tidak terlalu buruk tapi bisa jadi alternatif jika rumah sakit atau puskesmas memerlukan bisa kita sampaikan,” kata Ganjar.
Hery Priyono