blank

Oleh : Sarwijiyanti, S.Pd., M.Pd.

Tugas dan tanggung jawab yang melekat pada guru saat ini benar-benar diuji  sebagai wujud profesi yang diembannya. Tanggung jawab mencerdaskan anak bangsa merupakan tugas mulia dari seorang guru. Termasuk   menjaga peserta didik dari awal pembelajaran sampai berakhirnya aktivitas belajar di sekolah.

Dalam situasi   darurat dan mendesak akibat penyebaran virus corona yang demikian cepat seperti saat ini, panggilan mulia sebagai seorang guru  demikian nyata.  Sebab banyak orang melihat  sebelah mata kasus penyebaran virus corona dan ancaman kematian yang bisa ditimbulkan.

blank
Kesibyukan guru SDN 3 Keling Jepara dalam membimbing siswa dalam pembelajaran mandiri. (Dok. SDN 3 Keling)

Juga cara orang tua murid melihat dan memahami persoalan virus corona yang oleh WHO diumumkan sebagai pandemi, penyakit baru yang menyebar cepat  keseluruh dunia.

Padahal  virus ini benar-benar merupakan ancaman yang dahsyat. Disamping belum ditemukan virus anti corona, penyebaran sangat cepat. Bahkan obatnya tidak tersedia seluruhnya ditanah air.

Di Indonesia sendiri, virus ini baru diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo awal Maret dengan dua pasien warga Depok dinyatakan positif terjangkit covid – 19. Kini   terhitung tanggal 20 Maret 2020, tercatat 32 korban dinyatakan  meninggal dunia akibat virus corona dan total penderita yang positif terkena virus ini 369 orang.

Dari jumlah korban yang meninggal  tersebut  terbesar memang berada di DKI Jakarta dengan jumlah kematian  19 orang, menyusul Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan masing-masing 3 orang meninggal dunia. DKI Jakarta memang menjadi episentrum penyebaran virus ini.

Padahal sebagai ibukota negara Jakarta  memiliki banyak tenaga kerja urban yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Jepara yang mobilitas penduduk antara kedua daerah ini sangat tinggi.

Belum lagi banyaknya PMA di Jepara dan  banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Jepara. Juga orang asing yang melakukan bisnis langsung dengan para pengusaha Jepara.

Karena itu kita harus mengapresiasi langkah  Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang dengan cepat  mengambil kebijakan untuk mengantisipasi penyebaran virus ini di Jawa Tengah. Kebijakan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Plt Bupati Jepara.

Belajar mandiri di rumah bagi para pelajar disemua tingkatan pendidikan, menutup tempat wisata serta bekerja di rumah bagi para ASN merupakan bentuk sikap tanggap Gubernur Jateng. Tujuannya untuk menghindarkan kontak dan interaksi langsung  antar penduduk yang merupakan cara penyebaran utama  virus corona.

Namun masih banyak orang yang tidak memberikan respon atas kebijakan ini. Indikatornya sederhana,  ruang publik masih saja banyak dikunjungi orang, termasuk anak-anak usia sekolah.

Karena itu panggilan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik untuk menyelamatkan nyawa peserta didik dan bahkan warga masyarakat lain sekarang tengah diuji disamping tugas besarnya dalam memastikan bahwa proses belajar mengajar tidak  berhenti.

Peran Guru

Setelah kebijakan belajar mandiri dirumah digulirkan untuk 14 hari  hingga tanggal 28 Maret 2020 yang waktunya dinamis, kalangan pendidik menggunakan jurus online dalam memantau belajar peserta didik di rumah. Caranya dengan memberikan tugas-tugas sesuai pembelajaran setiap harinya layaknya yang diberikan pada pembelajaran di kelas.

Meskipun kurang efektif karena guru tidak bisa secara langsung dapat mengawasi perilaku peserta didik, tidak bisa memberikan penilaian, dan program tindak lanjut namun inilah jalan keluar terbaik.

Melaksanakan pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik SD itu tidak mudah dilakukan. Sebab  banyak siswa yang tidak memiliki alat komunikasi yang memadai dan cara penggunaannya dengan benar. Juga keterbatasan kemampuan orang tua melakukan pendampingan bagi putra-putrinya.

Karena itu diperlukan inovasi sebagai salah satu bentuk tanggung jawab guru dalam memastikan berlangsungnya proses belajar mengajar sesuai dengan program guru.

Selaku seorang kepala sekolah di SDN 3 Keling Kabupaten Jepara penulis membuat program bersama guru kelas dan guru mata pelajaran untuk memberikan tugas belajar mandiri melalui grup WA orang tua peserta didik dari masing-masing kelas.

Bentuk tanggung jawab siswa melaporkan hasil belajar kepada guru yang diakses melalui WA orang tua sebagai wujud tanggung jawab dan keterlibatan  orang tua peserta didik mengawasi belajar anak di rumah.

Banyak orang tua kewalahan untuk menjadi guru anak di rumah. Mereka menyadari  ternyata peran guru sebagai pendidik tidak semuanya dapat diampu oleh orang tua peserta didik.

Selama 14 hari ke depan guru wajib memberikan tugas dan memantau belajar dan keberadaan siswa. Para guru melalui grup WA kelas masing-masing memberikan kabar terkini mengenai perkembangan situasi tentang merebaknya covid-19 serta cara penanggulangan yang bisa dilakukan.

Juga mengarahkan peserta didik dengan kesibukan yang mengarah pada budaya literasi baik pembelajaran sekolah maupun keagamaa. Pembiasaan cuci tangan dengan sabun yang sebelum libur 14 hari sudah merupakan kebiasaan di sekolah agar terus dilaksanakan di rumah masing-masing tanpa diperintah oleh guru maupun orang tua.

Berperilaku sesuai anjuran pemerintah seperti tidak bersalaman, tidak berkumpul atau berkerumun banyak orang, tidak mendatangi keramaian, menjaga daya tahan tubuh, berolah raga, ketercukupan gizi  dan tidak bepergian jauh harus benar-benar dipatuhi. Disinilah peran penting orang tua untuk memberikan teladan kepada putra-putrinya sembari menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhan.

Jika peran orang tua murid bisa ditumbuhkan dan menjadi sebuah gerakan kecil dirumah dalam mengantisipasi merebaknya virus corona, diharapkan akan dapat menular pada masyarakat dilingkungannya dan menjadi sebuah gerakan bersama.  Gerakan ini bisa dibangun dengan menggunakan media sosial, FB, WA  atau alat komunikasi lain untuk saling mengajak dan menjaga lingkungan masing-masing dari penyebaran virus corona.

Penulis adalah Kepala Sekolah di SDN 3 Keling Kabupaten Jepara