blank
Dua politisi senior Wonosobo, Drs H Muhammad Albar MM dan H Idham Cholid SSos, bertemu untuk membahas dinamika Pilkada setempat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dua politisi senior Wonosobo, yakni Drs H Muhammad Albar MM (Wakil Ketua DPRD/Ketua DPC PKB) dan H Idham Cholid SSos (mantan Ketua DPRD/Ketua DPC PKB periode 1998-2001), bertemu membahas berbagai hal untuk kemajuan daerah serta perkembangan politik lokal jelang perhelatan Pilkada Wonosobo.

H Idham Cholid yang kini jadi Ketua Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Wonosobo, Sabtu (21/3), mengaku sengaja menemui Ketua DPC PKB Wonosobo dan membenarkan diskusi seputar dinamika politik lokal jelang Pilkada 23 September 2020 mendatang.

“Sebagai Ketua DPC PKB Wonosobo pertama (1998-2001) saya mempunyai pengalaman dalam mengelola politik daerah, terutama pelaksanaan Pilkada. Ada beberapa catatan khusus yang saya sampaikan,” tegasnya.

Menurut Idham, yang diperlukan saat ini sebenarnya tak sekadar koalisi besar tapi politik kebersamaan- (collectivisme politics)- sebagaimana yang dilakukan pada Pilkada tahun 2000. Koalisi besar itu hanyalah nama, bahwa semua partai berkumpul, tapi disini harus ada kebersamaan sebagai fondasinya.

“Kebersamaan itu dibangun bukan atas dasar menang-menangan, tapi haruslah mempertimbangkan keseimbangan politik untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pembangunan yang lebih baik, dengan prioritas penyelesaian masalah yang jelas dan tuntas, terutama menyangkut hajat publik yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” cetusnya.

Kemajuan Wonosobo

blank
Drs H M Albar MM, Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Wonosobodan dan Wakil Ketua DPRD Wonosobo.. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

PKB Wonosobo, usulnya, harus selalu menjadi mediator yang baik, sehingga tak ada lagi kebuntuan politik. Baik soal penentuan kepemimpinan daerah, kebijakan mempercepat proses akselerasi pembangunan, pendidikan politik dan demokratisasi di daerah.

Sementara itu, H M Albar mengatakan dalam pertemuan empat mata itu, dirinya bersama Ketua Jamaah Yasin Nusantara (Jaya Nusa) juga mendiskusikan Wonosobo secara umum bagaimana membangun daerah yang landasi azas kebersamaan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

“Diperlukan pemikiran semua pihak untuk mengentaskan Wonosobo sebagai daerah termiskin di Jawa Tengah. Karena sampai hari ini Wonosobo masih berada di urutan 34 terbawah setelah Kebumen. Dengan curah pikir dan pendapat banyak komponen, saya berharap Wonosobo akan cepat keluar dari status daerah termiskin di Jawa Tengah,” paparnya.

Menyinggung pembicaraan soal perkembangan politik lokal jelang Pilkada, imbuhnya, hanya sepintas saja. Tapi karena mendekati demokrasi lokal Pilkada, komunikasi seperti ini terus dihubung-hubungkan, terkait formasi koalisi dan siapa dicalonkan partai, siapa berpasangan siapa.

“Pak Idham kan mantan Ketua DPC PKB periode pertama di Wonosobo. Tentu banyak pengalaman yang perlu didengar bagi kemaslahatan bersama. Masukan bagi kebesaran partai itu bisa dari mana saja, apalagi beliau politisi senior yang telah berjuang mendirikan PKB di Wonosobo,” tandasnya.

Muharno Zarka-Wahyu